Gibbiceps bisa menjadi alternatif bagi penghobi ikan hias air tawar yang ingin memiliki pleco atau ikan sapu-sapu. Warnanya yang cerah bisa menambah daya tarik akuarium. Usianya pun tergolong panjang karena bisa hidup puluhan tahun.
“Gibbiceps ini pleco yang berkarakter kalem,” kata Arifin Rachman, pemilik ADAquatic, di Pasar Ikan Hias Gunungsari, Surabaya. Jadi, si pemiliknya tidak perlu khawatir ketika mencampurnya dengan ikan lain di akuarium yang sama. Gibbiceps disebut tidak akan usil dengan ikan lain.
Pipin, sapaan Arifin, menjelaskan, karakter itu membuat gibbiceps menarik perhatian banyak penghobi. Ikan tersebut sering dipilih sebagai penghuni akuarium. “Selain bisa membersihkan sisa pakan, warnanya yang khas juga menarik,” ungkapnya.
Gibbiceps sekilas memang seperti pleco pada umumnya. Bagian tubuhnya cenderung keras. Dengan sirip samping dan atas yang cukup lebar. Meski begitu, jenisnya ternyata bukan ikan lokal.
Pipin menjelaskan, gibbiceps berasal dari Amerika Selatan. Ikan berwarna kuning cenderung putih itu banyak dijumpai di Brasil dan Venezuela. “Ikan impor,” ujar pemilik ADAquatic tersebut. Namun, sepengetahuannya saat ini sudah ada peternak lokal yang membudidayakannya. Sebab, dia pernah menemui gibbiceps berukuran 2 sentimeter di pasaran. Ukuran sekecil itu dinilai rawan kalau harus menempuh perjalanan panjang.
Gibbiceps, kata dia, biasa disebut pleco albino atau mentega lantaran warnanya. Di pasaran, stoknya tidak terlalu langka. Jadi, harga jualnya masih relatif terjangkau. Di galerinya, Pipin mematok harga Rp 150 ribu untuk ukuran 15 sentimeter. Harganya menyesuaikan ukuran. Makin panjang makin mahal.
“Yang panjangnya sudah mencapai 40–45 sentimeter dibanderol Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu,” ungkapnya.
Harga itu cenderung lebih mahal daripada jenis pleco lokal. Sebab, gibbiceps memang ikan impor yang didatangkan dari jauh. “Dan lebih menarik dari sisi warna karena cerah dengan mata merah,” katanya.
Menurut Pipin, gibbiceps punya daya tahan tubuh seperti pleco pada umumnya. Bahkan lebih kuat. Alhasil, ikan itu tidak memerlukan perawatan khusus. “Usia hidupnya bisa puluhan tahun,” tuturnya.
Dia menambahkan, gibbiceps adalah ikan nokturnal. Dengan begitu, ikan tersebut lebih aktif pada malam hari. “Tetapi, pemberian pakan tidak harus malam. Bisa disesuaikan dengan ikan lain,” ujarnya.
Menurut Pipin, pemilik gibbiceps tidak perlu khawatir pakan yang diberikan terbuang sia-sia. Pasalnya, gibbiceps pasti akan memakannya di lain waktu. “Di akuarium, gibbiceps juga bisa berfungsi membersihkan sisa pakan,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, gibbiceps adalah ikan omnivor. Apa pun makanan bakal dilahap. Mulai pelet, ikan, sampai udang beku. “Lumut juga mau. Jadi, akuarium bisa terlihat bersih,” terangnya.
Pipin menyarankan pemilik gibbiceps memberikan tambahan kayu atau batu pada akuarium. Keberadaannya bisa membuat ikan itu lebih nyaman. “Ikan ini tipikal arus bawah. Jadi, suka sembunyi atau menempel di media yang ada di akuarium,” ujarnya. (edi/c7/cak/jpg)