Bertemu Alan Walker Buah Kesetiaan Tri Adinata di Jalur Pendidikan Musik, Perlakukan Para Murid seperti Anak atau Ponakan Sendiri

AJAKAN MANGGUNG: Tri Adinata (tiga dari kanan) dan Alan Walker (tiga dari kiri di SMA Al-Azhar Medan (28/5).

Piawai bikin lagu serta menguasai beragam instrumen dan teori musik, Tri Adinata tetap memilih mengajar musik ketimbang menjadi musisi. Sebelum mengajaknya manggung, Alan Walker sebenarnya sudah mengundang ke konsernya di Norwegia.

 

IHSAN SYAHREZA, Medan

 

INI bukan pesan iklan, meski selarik kalimat ini dulu memang populer lewat pariwara di Amerika Serikat (AS) dan Inggris: good things come to those who wait. Tri Adinata sudah membuktikannya sendiri: hal-hal baik menghampiri mereka yang bersabar menunggu.

Karena mepetnya waktu dan visa ke Norwegia yang tak kunjung keluar, guru musik di SMA Al-Azhar Medan, Sumatera Utara, itu batal menghadiri konser disjoki sekaligus produser kenamaan Alan Walker. Padahal, pemusik yang kali pertama meroket lewat single Faded itu sendiri yang mengundangnya.

Namun, pria 32 tahun itu tetap bersabar. Dia beristikamah mengajar para murid secara komunikatif dan energik. Mengajak mereka menjelajahi beragam karya dari beragam genre. Sampai kemudian hal-hal baik berikutnya benar-benar menghampiri.

Terbang 28 jam langsung dari New York, AS, ke Medan, Walker menemui Nata di sekolah tempatnya mengajar. Musisi yang pada 24 Agustus bakal berusia 27 tahun itu tak hanya sempat menyaksikan penampilan beberapa murid. Dia sekaligus mengundang Nata untuk berkolaborasi bersama empat murid SMA Al-Azhar dalam konser Walkerworld pada 8 Juni nanti di Jakarta. Plus tiket gratis untuk para siswa lain di kelas musik Nata ke konser yang sama.

Baca Juga  ASN Pemkab Ponorogo Beri Layanan Publik Kenakan ’Seragam Santri’, Naik Turun Crane Pakai Sarung dan Baju Koko

“Saya kaget dan senang musisi terkenal sengaja menemui saya yang bukan siapa-siapa di sekolah,” ucapnya kepada Sumut Pos yang menemuinya di SMA Al-Azhar Medan, Kamis (30/5) lalu.

Sir Nata, demikian dia biasa disapa, mungkin memang tidak semendunia Walker. Tapi, dia jelas adalah ”siapa-siapa”. Video-videonya di YouTube ditonton jutaan kali. Bahkan, rekaman saat dia mengajak para murid membawakan Not You di dalam kelas sudah mencatat lebih dari 400 juta view di TikTok.

Untuk sampai di titik tersebut, guru kelahiran Langkat, Sumatera Utara, itu memulainya sejak bertahun-tahun silam. Tanpa lelah dia mengajak para murid untuk mengeksplorasi musik, alat musik, serta vokal secara riang dan inovatif.

Nata memang terlahir dari keluarga pencinta musik. Kakeknya yang seorang tentara pernah membentuk band di kesatuannya. Sang ayah pun demikian, punya band.

Baca Juga  Institusi Pendidikan Berupaya Tanamkan Integritas kepada Anak Didik

Karena itu, begitu lulus dari SMAN 1 Langkat pada 2008, dia memilih melanjutkan pendidikan tingginya di Universitas Negeri Medan pada jurusan pendidikan seni musik. Empat tahun berselang, setelah pendidikan S-1 diselesaikan, Nata diterima menjadi guru musik di SMA Al-Azhar Medan dan mengajar hingga sekarang.

Seperti yang juga diajarkannya kepada para murid, sedari kecil dia terpapar aneka genre. Lagu-lagu pop dan balada dari Chrisye serta Richard Marx, juga musik Iwan Fals yang mengandung unsur folk, termasuk di antaranya.

Alat musik pertama yang dia kuasai sewaktu SD adalah biola. Kemudian merambah gitar, keyboard, piano, bahkan sesekali bermain seruling dan perkusi. Semua itu sangat membantunya ketika mulai mengajar.

Kalau kemudian Nata setia di jalur pendidikan dan tidak mengejar karier sebagai musisi meski punya keterampilan memainkan instrumen dan menguasai teori, itu memang disengaja. “Dengan menjadi guru, insyaAllah saya bisa menciptakan musisi-musisi ternama di negeri ini, sekaligus menjadi ladang pahala dunia dan akhirat,” ucapnya, lantas tertawa.

Peraih gelar master di jurusan serta kampus yang sama itu selalu memperlakukan para murid seperti anak atau keponakan sendiri untuk membuat mereka nyaman. “Saya ingin mereka langsung dapat chemistry ketika saya ajar,” ungkap pria yang masih melajang itu.

Baca Juga  Susilo Bambang Yudhoyono di Balik Panggung Festival Musik Pestapora, Hanya Ada Protokol Keamanan

Nata juga piawai menciptakan lagu. Salah satunya Merdeka Belajar, yang dia tampilkan bersama sejumlah murid dalam peringatan Hari Guru Nasional pada November 2023 di Jakarta. Ada pula Sampai Menua Bersama, yang diproduseri pasangan artis Raffi Ahmad dan Nagita Slavina lewat label mereka, Rans Music.

Dari niat dokumentasi dengan mengunggah video bersama para murid, Walker mengenal Nata. Komunikasi dengan manajemen Walker pun terjalin hingga berbuntut undangan ke konser di negara asal musisi yang pernah berkolaborasi dengan penyanyi jebolan X Factor Putri Ariani itu.

Undangan tersebut memang gagal dia penuhi. Tapi, kemudian diganti dengan kesempatan yang lebih besar: satu panggung bersama murid-muridnya dengan musisi yang juga dikenal sebagai donatur World Wildlife Fund dan Unicef itu. Sir Nata berharap apa yang terjadi kepadanya bisa turut menyemangati para pendidik lain di tanah air. “Tetap gali potensi para siswa,” katanya. (*/c18/ttg/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini