TARAKAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tarakan melakukan patroli di tengah cuaca ekstrem yang terjadi di Kota Tarakan dua hari belakangan. Beruntung, dalam patroli tidak terjadi banjir di titik-titik rawan bencana.
Kepala BPBD Kota Tarakan Yonsep mengatakan, patroli di cuaca ekstrem ini lebih diintensifkan dilakukan pada malam hari. Hal ini dilakukan sebagai bentuk deteksi dini dan respons cepat petugas bila terdapat bencana.
“Kalau malam hari itu aktivitas masyarakat terhenti karena istirahat. Jadi kita monitoring bisa deteksi secara cepat dan akuratlah,” katanya, Jumat (18/10).
Patroli di tengah cuaca ekstrem selalu dilakukan BPBD Kota Tarakan sejak awal tahun 2024. Biasanya, pihaknya menurunkan tiga personel yang dibekali sarana dan prasarana (sarpras) pendukung, seperti pompa portable untuk penanganan banjir.
“Kita berkeliling di titik rawan misalnya di Kelurahan Karang Anyar, Kampung Satu Skip dan Pamusian,” sebutnya.
Dalam patroli personel BPBD, tak melulu dilakukan saat terjadi hujan deras. Terkadang, patroli juga dilakukan sebelum terjadinya cuaca ekstrem sembari mengimbau masyarakat untuk waspada terdapat banjir.
“Sebelum hujan kita juga patrol. Jadi kita bisa lihat aktivitas masyarakat. Kalau berpotensi membahayakan kita imbau menggunakan toa,” imbuhnya.
Menurut Yonsep, hujan deras yang mengguyur wilayah Tarakan bergantung dengan kondisi pasang surut air laut. Jika air laut surut, kemungkinan kecil terjadi banjir saat hujan deras.
“Kita ada pompa air yang standby di atas kendaraan. Biasanya banjir itu menggenangi rumah dan menutupi permukaan, kalau masih tergenang itu yang kita pompa. Apalagi pasang surut ini sekitar 2 jam lebih,” pungkasnya. (kn-2)