TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara terus mendorong peningkatan kinerja investasi. Hal ini bertujuan untuk mempercepat tenaga kerja yang ada di provinsi ke 34 ini. Tiga sektor tersebut meliputi pertanian, perikanan dan manufaktur.
Penata Kelola Ahli Muda Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltara, Rahman Putrayani menyebutkan ketiga hal itu harus dibagi fokusnya antara pemerintah dan swasta. Sehingga daya serap investasi sejalan dengan besarnya jumlah tenaga lokal di Kaltara.
“Sebagai contoh untuk pertanian dan perikanan harus menjadi fokus kegiatan pemerintah daerah. Program yang ada harus mampu mendukung proses produksi, distribusi dan pemasaran hasil panen. Melalui program bantuan, pendampingan dan pelatihan. Sektor ini merupakan sektor padat karya yang juga menjadi pekerjaan bagi sebagian besar masyarakat kita. Baik di darat maupun di sungai dan laut dan hal itu harus dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing,” katanya.
Sedangkan untuk sektor manufaktur (industrialisasi), ia menjelaskan kalau pemda bisa meniru di beberapa negara maju sektor yang sudah cukup sukses dalam menerapkan manufaktur. Dimana untuk satu industri saja bisa membutuhkan ribuan bahkan puluhan ribu pekerja.
“Dari sektor pertanian dan perikanan saja sudah bisa menyerap puluhan ribu masyarakat yang terserap sejak dulu, sekarang maupun di masa depan. Sehingga perlu menjadi perhatian serius pemerintah dan pemerintah daerah. Apalagi kalau ditambah dengan industrialisasi,” katanya.
Dalam hasil kajian DPMPTSP Kaltara, adanya Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kabupaten Bulungan, diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja 150.000–500.000 dimasa yang akan datang. Hal itu belum termasuk dengan industri bubur kertas di Tarakan dengan nilai investasi yang cukup fantastis dan diproyeksikan mampu menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.
“Makanya kita meyakini dengan adanya industri manufaktur di Kaltara, nanti pertumbuhan ekonomi terbesar akan disumbang oleh sektor industri, bukan pertambangan lagi,” tuturnya.
“Makanya kita perlu menyiapkan peta jalan pengembangan SDM local, agar mampu beradaptasi dengan program industrialisasi tersebut. Diharapkan tenaga kerja yang diserap adalah prioritas SDM lokal, baru para pendatang untuk di level tertentu, seperti manajemen dan expert,” tuntasnya. (dkisp)