TANJUNG SELOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tengah mempersiapkan pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap 2 yang digelar secara serentak di 27 Provinsi, pada 23-29 Juli 2024.
PIN tersebut diselenggarakan untuk memutus rantai penuluran virus polio. Sebagai tindak lanjut atas temuan kasus polio di beberapa daerah di Indonesia. Imunisasi yang berlangsung selama 1 pekan tersebut akan menyasar anak berusia 0-7 tahun dan tidak memandang status imunisasi sebelumnya. Sehingga diharapkan seluruh anak yang memenuhi ketentuan akan mendapat vaksin polio.
Kepala Dinkes Provinsi Kaltara, Usman, SKM., M.Kes. melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Yuan Erenst Sukawatie, SKM., M.Si. menyampaikan kesiapannya dengan telah melaksanakan advokasi dan sosialisasi kepada Dinkes di kabupaten/kota untuk mempersiapkan pelaksanaan PIN Polio.
“Kita (pemprov) telah melaksanakan advokasi dan sosialisasi kepada teman-teman Dinkes Kabupaten/Kota dan insyaAllah sudah siap untuk melaksanakan PIN Polio pada tanggal 23-29 Juli nanti,” terang Yuan Erenst.
Yuan menjelaskan bahwa vaksin polio tersebut bisa didapatkan di fasilitas kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas, atau pos kesehatan lainnya yang dekat dengan tempat tinggal anak. Sehingga diharapkan semua anak akan mendapatkan vaksin polio secara keseluruhan.
“Pada pekan tersebut merupakan minggu awal anak-anak masuk sekolah. Sehingga pemberian vaksin polio juga akan dilaksanakan di sekolah-sekolah. Selain itu, pemberian vaksin akan dilaksanakan di Posyandu, Puskesmas, atau pos kesehatan lainnya untuk menjangkau seluruh anak di Provinsi Kaltar,” lanjut Yuan.
Meskipun kondisi geografis menjadi tantangan tersendiri, Provinsi Kaltara menargetkan sebanyak 99.088 anak di Kaltara mendapat vaksin polio dengan target capaian mencapai lebih dari 95 persen.
“Ada beberapa daerah yang memang hanya bisa dijangkau dengan angkutan udara maupun angkutan sungai dan laut. Ini (vaksin polio) sudah mulai kita distribusikan ke Kabupaten/Kota dan selanjutnya akan disebarkan ke masing-masing wilayahnya termasuk wilayah kategori sulit sehingga program nasional ini bisa dilaksanakan,” terang Yuan.
Yuan memastikan bahwa vaksin yang akan diberikan kepada anak aman dan pihaknya telah bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, dan organisasi profesi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar para orang tua tidak perlu ragu terhadap vaksin polio.
“Pada saat advokasi dan sosialisasi vaksin polio, Kita juga mengajak Kanwil Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, dan organisasi profesi untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa vaksin yang akan diberikan tersebut aman,” tegas Yuan.
Sebagai informasi, vaksin polio diberikan dengan cara diteteskan kepada anak menggunakan vaksin Novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2) dengan keunggulan lebih stabil secara genetik. (dkisp)