TANJUNG SELOR – Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), sebagai salah satu kanal pembayaran non tunai di wilayah Kaltara semakin meningkat. Seiring dengan upaya perluasan serta edukasi transaksi digital.
Jumlah penduduk Kaltara yang telah menggunakan QRIS hingga triwulan IV 2023 sebanyak 82.054 penduduk. Bertambah 9.831 penduduk atau meningkat 13,61 persen dari triwulan sebelumnya.
“Adapun selama tahun lalu, jumlah pengguna QRIS terus meningkat 118 persen,” jelas Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Utara Wahyu Indra Sukma, kemarin (15/3).
Peningkatan tersebut, menurut dia, menunjukkan semakin besarnya ketertarikan masyarakat Kaltara dalam menggunakan QRIS. Sebagai pilihan kanal pembayaran non tunai yang universal, gampang, untung, dan langsung melakukan transaksi pada kehidupan sehari-hari.
Dia juga mengatakan, untuk memperluas penggunaan QRIS secara merata, KPw BI Kaltara melakukan upaya perluasan edukasi penggunaan QRIS ke berbagai lapisan masyarakat. Melalui berbagai program maupun kolaborasi kegiatan dengan stakeholders lainnya.
Peningkatan jumlah pengguna QRIS, diikuti meningkatnya merchant QRIS di Kaltara yang tergambar pada peningkatan jumlah National Merchant Respository (NMR). Pada triwulan IV 2023 tercatat jumlah merchant QRIS di Kaltara 76.941 merchant dan bertambah pesat 6.392 merchant dari triwulan sebelumnya.
“Adapun untuk distribusi merchant di Kaltara, masih terpusat di Kota Tarakan yang memiliki pangsa 46,11 persen. Diikuti Kabupaten Nunukan dan Bulungan sebesar 23,91 persen dan 19,86 persen. Di mana terdapat peningkatan pangsa pada Bulungan,” ungkapnya.
Selain itu, merchant kategori Usaha Merchant Mikro (UMI) masih mendominasi kontribusi sebesar 65,95 persen. Dari total merchant yang terdaftar menjadi merchant QRIS. Adapun banyaknya merchant kategori UMI ini, sesuai persentase jumlah merchant kategori UMI yang mendominasi dari seluruh merchant yang ada di Indonesia sebesar 99 persen. (kn-2)