TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) bersama berbagai lembaga riset dan teknologi, seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), serta Badan Informasi Geospasial (BIG), telah berkolaborasi untuk menyempurnakan metode penghitungan luas panen padi menggunakan Kerangka Sampel Area (KSA).
Metode ini mengandalkan teknologi citra satelit yang dapat memetakan lahan baku sawah yang telah divalidasi oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Untuk memberikan estimasi yang lebih akurat mengenai luas panen padi di wilayah tersebut.
Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai menjelaskan, hasil survei KSA, puncak panen padi pada 2024 terjadi lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada 2023 puncak panen tercatat pada Februari. Maka pada tahun ini puncak panen terjadi pada Januari, dengan luas panen mencapai 2.313 hektare.
Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 26,2 persen atau sekitar 480 hektare. Jika dibandingkan dengan puncak panen pada Februari 2023. Selama periode Januari-September 2024, luas panen padi di Kaltara tercatat mencapai 6.980 hektare, mengalami peningkatan 1.100 hektare atau 18,7 persen. Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 yang hanya mencapai 5.881 hektare.
“Potensi luas panen padi pada kuartal akhir tahun 2024 (Oktober-Desember) diperkirakan sekitar 2.432 hektare. Yang dapat membawa total luas panen padi pada 2024 menjadi sekitar 9.413 hektare. Ini merupakan peningkatan signifikan sebesar 44,8 persen, dibandingkan dengan luas panen pada 2023 yang tercatat hanya 6.500 hektare,” terangnya, belum lama ini.
Dari sisi produksi, jumlah padi yang dihasilkan sepanjang Januari−September 2024 diperkirakan mencapai 25.047 ton Gabah Kering Giling (GKG), atau mengalami peningkatan 17,1 persen. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023 yang tercatat sebesar 21.392 ton GKG. Mengacu pada hasil survei KSA September 2024, potensi produksi padi untuk Oktober−Desember 2024 diperkirakan mencapai 9.187 ton GKG, yang akan membawa total produksi padi Kaltara pada 2024 diperkirakan sebesar 34.234 ton GKG.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 45,1 persen, dibandingkan dengan total produksi pada 2023 yang sebesar 23.602 ton GKG. Dalam hal produksi bulanan, puncak produksi padi pada 2024 terjadi pada Januari. Sedangkan bulan April diperkirakan menjadi bulan dengan produksi padi terendah pada tahun ini. Dengan estimasi produksi hanya mencapai 406 ton GKG.
“Pada Desember 2024, produksi padi diperkirakan akan kembali meningkat, dengan total sekitar 5.065 ton GKG,” imbuhnya.
Peningkatan luas dan produksi padi ini menunjukkan optimisme bagi ketahanan pangan di Provinsi Kalimantan Utara. Seiring dengan semakin terjaminnya akurasi data yang dihasilkan dari penerapan teknologi satelit dalam pemantauan lahan pertanian. Dengan adanya kerja sama antara BPS, BPPT, LAPAN, BIG, dan Kementerian ATR/BPN, diharapkan sektor pertanian di Kaltara akan semakin berkembang dan berkontribusi pada stabilitas pangan di Indonesia. (kn-2)