Kenaikan Harga Pengaruhi Inflasi Tahunan

IHK MENINGKAT: Inflasi tahunan di Kaltara dipengaruhi kenaikan harga pada sejumlah komoditas yang tergabung dalam beberapa kelompok pengeluaran.

TANJUNG SELOR – Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, pada November 2024 terjadi inflasi tahunan (y-on-y) 1,68 persen.

Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang meningkat dari 103,52 pada November 2023 menjadi 105,26 pada November 2024. Namun, inflasi bulan ke bulan (m-to-m) mengalami penurunan tipis -0,12 persen. Sementara inflasi tahun-ke-tahun (y-to-d) tercatat sebesar 0,85 persen.

Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai menjelaskan, inflasi tahunan di provinsi ini dipengaruhi kenaikan harga pada sejumlah komoditas yang tergabung dalam beberapa kelompok pengeluaran. Seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan indeks 2,64 persen.

Kenaikan harga juga tercatat pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,99 persen, kelompok kesehatan 0,67 persen, serta kelompok transportasi yang naik 0,53 persen.

“Untuk kelompok pendidikan dan penyediaan makanan/restoran juga mengalami kenaikan masing-masing 0,30 persen dan 2,90 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya bahkan mengalami kenaikan terbesar, dengan 6,05 persen,” sebutnya, Kamis (5/12).

Baca Juga  Arus Balik Penumpang Menurun

Menurut dia, ada beberapa kelompok yang mengalami penurunan indeks. Mencakup kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang tercatat turun 0,38 persen, serta kelompok perlengkapan dan pemeliharaan rumah tangga yang turun 0,69 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami penurunan indeks 0,28 persen. Demikian juga untuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang turun tipis 0,08 persen.

Sebanyak sepuluh komoditas menjadi penyumbang utama inflasi tahunan pada November 2024, meliputi emas perhiasan, ikan layang, bawang merah, beras, kopi bubuk, nasi dengan lauk, sigaret kretek mesin (SKM), minyak goreng, sigaret kretek tangan, dan kue basah.

“Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar dalam deflasi tahunan mencakup cabai rawit, ikan bandeng, bahan bakar rumah tangga, air kemasan, kangkung, bensin, sabun deterjen bubuk, cabai merah, tempe, dan semen,” ungkapnya.

Jika dilihat berdasarkan inflasi bulanan (m-to-m), sejumlah komoditas juga mengalami kenaikan harga, seperti tomat, bawang merah, emas perhiasan, minyak goreng, ikan mujair, sigaret kretek mesin, kacang panjang, air kemasan, kangkung, serta sepeda motor. Sementara itu, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dalam periode ini berupa ikan layang, ikan bandeng, daging ayam ras, telur ayam ras, bayam, cabai rawit, beras, udang basah, ikan tongkol, dan jagung manis.

Baca Juga  Stok Beras Aman hingga Akhir Tahun

Dalam hal kontribusi terhadap inflasi tahunan (y-on-y), kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil sebesar 0,84 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki menyumbang 0,20 persen, sementara kelompok kesehatan memberikan kontribusi 0,02 persen.

Namun, ada juga kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi tahunan, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang menyumbang deflasi sebesar 0,06 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga turut berkontribusi terhadap deflasi 0,04 persen. Secara keseluruhan, meskipun terdapat kenaikan harga pada sejumlah komoditas, BPS Kaltara mencatat bahwa inflasi di provinsi ini masih terjaga pada tingkat yang relatif moderat. Dengan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara inflasi tahunan dan bulanan.

Baca Juga  Pertumbuhan Tertinggi Sektor Konstruksi

Sementara itu, jelang Natal dan Tahun Baru 2025, harga kebutuhan pokok di Tarakan merangkak naik. Hal itu disampaikan salah seorang pedagang Pasar Tenguyun, Ida. “Naik semua. Seperti tomat, lombok (cabai rawit) bawang,” ucapnya.

Dia mengakui, harga tomat sebelumnya Rp 12 ribu per kg, kini menjadi Rp 18 ribu per kg. Termasuk juga dengan cabai rawit yang telah menyentuh harga Rp 80 ribu per kg. Dari sebelumnya Rp 50 ribu per kg. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah yang kini dijual dengan harga Rp 48 ribu perkilogram dari sebelumnya hanya Rp 35 ribu perkilogram.

“Untuk bawang putih dijual antara Rp 42 ribu-Rp 45 ribu per kg. Kenaikan ini sudah berlangsung sekitar 3 minggu dan diperkirakan terus naik jelang Natal dan Tahun Baru,” ungkapnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini