Pengguna Baru QRIS Terus Meningkat

NON TUNAI: Per Oktober 2024 ada 116.247 pengguna QRIS. Jumlah tersebut meningkat 34.193 pengguna baru jika dibandingkan 31 Desember 2023 sebanyak 82.054 pengguna.

TARAKAN – Jumlah pengguna baru Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Kaltara semakin meningkat. Per Oktober 2024 ada sebanyak 116.247 pengguna QRIS.

Jumlah tersebut meningkat sebanyak 34.193 pengguna baru jika dibandingkan 31 Desember 2023 sebanyak 82.054 pengguna. “Sementara jumlah merchant QRIS di wilayah Provinsi Kalimantan Utara per Oktober 2024 kembali meningkat menjadi 92.187 merchant. Jumlah tersebut bertambah 14.071 merchant jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 sebanyak 78.116 merchant,” terang Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Wahyu Indra Sukma, Kamis (12/12).

Baca Juga  Juli, IHK Kaltara Meningkat

Sepanjang November 2024, KPw BI Provinsi Kaltara mengalami net outflow sebesar Rp 444,56 miliar. Pada November 2024, KPwBI Kaltara mencatat arus uang keluar outflow Rp 469,27 miliar atau tumbuh 56,98 persen yoy. Sementara arus uang masuk atau inflow sebesar Rp 24,71 miliar atau terkontraksi sebesar -79,79 persen yoy.

Sepanjang Oktober 2024, pelaksanaan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) melalui layanan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang diselenggarakan oleh KPwBI Kaltara telah berlangsung dengan efisien, aman, andal dan lancar.

Baca Juga  PT Pertamina Hulu Mahakam Unjuk Gigi di Annual Global CSR & ESG Award di Hanoi

Hal tersebut tercermin dari tingkat ketersediaan sistem yang mencapai 100 persen dan tidak terdapat unsettled transaction atau transaksi yang belum diselesaikan melalui rekening bank. Indra menyebut, nilai transaksi BI-RTGS pada Oktober 2024 tercatat kontraksi -15,98 persen yoy atau Rp 1,05 triliun. Volume transaksi RTGS tercatat sebanyak 811 transaksi atau terkontraksi sebesar 3,91 persen yoy.

“Ada juga nilai transaksi transfer dana melalui SKNBI juga tercatat tumbuh melambat sebesar 3,89 persen yoy menjadi Rp 464,55miliar. Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi SKNBI mengalami kontraksi sebesar -5,15 persen yoy atau tercatat sebanyak 9.124 transaksi,” sebutnya.

Baca Juga  LPG 3 Kg Dijual di Atas HET

Perkembangan SPBI yang semakin baik tersebut, juga sejalan dengan penerapan BI-FAST yang semakin luas di masyarakat sejak Desember 2021. Juga sebagai wujud modernisasi dari SKNBI, dengan waktu layanan lebih luas, real time dan kanal pembayaran yang lebih luas. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini