TARAKAN – Pertumbuhan ekonomi Kaltara pada triwulan IV tahun 2024 tumbuh sebesar 4,66 persen yoy. Angka tersebur lebih tinggi dibandingkan triwulan III tahun 2024 sebesar 4,29 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Hasiando Ginsar Manik mengungkapkan, pertumbuhan triwulan IV ini utamanya disumbangkan oleh sektor konstruksi, perdagangan, industri pengolahan, pertambangan, akomodasi makan minuman, transportasi dan pertanian.
Dari sisi pengeluaran, ekonomi Kaltara didorong oleh komponen investasi. Ini sejalan dengan maraknya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kaltara.
“Di sektor konstruksi itu, ada Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) dan pabrik kertas. Percepataan konstruksi di KIHI mencapai 9.000 pekerja. Di sektor perdagangan, didorong oleh aktivitas kampanye 2024 dan industri pengolahan kayu gergajian,” ujarnya.
Jika diakumulasi, pertumbuhan ekonomi Kaltara tetap tumbuh positif pada keseluruhan tahun 2024 dengan 4,57 persen, melambat dibandingkan 2023 sebesar 4,94 persen. Tertahannya pertumbuhan ekonomi Kaltara disebabkan perlambatan ekspor utama batu bara. Seiring dengan kurang kompetitifnya harga batu bara Kaltara yang diekspor ke India, jika dibandingkan dengan harga batu bara Afrika Selatan.
Sementara dari sisi pengeluaran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltara atau ekspor, tumbuh sebesarr 3,66 persen. Sementara impor tercatat -2,41 persen. Untuk PDRB Kaltara pada tahun 2025 diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada kisaran 4,7 persen-5.4 persen yoy. Terutama Didorong oleh LU Konstruksi, Industri Pengolahan, dan Perdangangan.
Pertumbuhan ini di tengah melebarnya divergensi pertumbuhan ekonomi dunia dan berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global. Tren pertumbuhan yang tetap positif tersebut, terutama didorong oleh berlanjutnya investasi pada KIHI. Yang berdampak pada peningkatan investasi dari percepatan kegiatan operasional dan produksi.
“Namun demikian, pelemahan permintaan batu bara global di tengah harga yang belum membaik menjadi faktor risiko pertumbuhan ekonomi Kaltara,” tuturnya.
Upaya KPwBI Kaltara untuk mendukunf PDRB, diantaranya mendorong atau meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Salah satunya pada komoditas jagung dan cabai merah. Selain itu, memastikan pelancaran transaksi dan digitalisasi pembayaran.
Melalui penggunaan QRIS, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) dan penambahan jumlah ATM di KIHI. Diskusi lintas mitra kerja utama (TPID, TP2DD, dan FGD dengan pemerintah daerah, akademisi dan pelaku usaha. Umtuk menemukan solusi strategis isu terkini dan rekomendasi untuk mendorong perturbuhan ekonomi Kaltara.
“Tentu kita di dalam forum atau seminar, ada yang harus kita antisipasi. Di tengah percepatan perkembangan investasi. Kita harus mengantisipasi bagaimana agar itu bisa menerapkan tenaga kerja. Aspek sosialnya juga harus dipertimbangkan, aspek kesehatan. Supaya pemanfaatannya menjadi optimal,” pungkasnya. (kn-2)