TARAKAN – Upaya memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat, Bank Indonesia bekerjasama dengan perbankan daerah melalui berbagai layanan penukaran uang rupiah.
Untuk mendukung kebutuhan masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara) selama Ramadan dan Idulfitri, Bank Indonesia telah menyiapkan Uang Layak Edar (ULE) senilai Rp 635 miliar.
“Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 12 persen, dibandingkan realisasi tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp 566 miliar,” sebut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Hasiando Ginsar Manik, Rabu (5/3).
Pria yang biasa disapa Ando menyampaikan, pada periode Ramadan dan Idulfitri (RAFI) 2025. Bank Indonesia bersama perbankan akan menyediakan layanan penukaran uang Rupiah di 23 titik penukaran resmi, tersebar di seluruh Provinsi Kaltara. Layanan ini melibatkan perbankan serta mobil kas keliling.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai lokasi dan jadwal layanan, masyarakat dapat mengakses aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR). Pada tahun ini, proses penukaran uang semakin dimudahkan. Berkat optimalisasi penggunaan aplikasi PINTAR. Dengan aplikasi tersebut, masyarakat dapat menikmati layanan yang lebih terorganisir.
Sehingga mengurangi antrean di lokasi penukaran dan memberikan kenyamanan yang lebih baik. Selain itu, aplikasi ini memungkinkan distribusi yang lebih merata langsung kepada masyarakat, meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
“Kami juga apresiasi kepada perbankan dan mitra kerja Bank Indonesia atas dukungan dan kolaborasi dalam menyukseskan program ini. Sinergi diharapkan dapat terus berjalan, demi menjamin kelancaran distribusi uang secara tepat sasaran sesuai kebutuhan masyarakat,” harapnya.
Layanan penukaran uang melalui kas keliling, kantor bank umum, dan penukaran terpadu berdasarkan aplikasi PINTAR dimulai 4 Maret 2025 pukul 13.00 Wita. Masyarakat dapat mengakses platform tersebut melalui tautan https://pintar.bi.go.id untuk melakukan pemesanan sesuai jadwal dan lokasi pilihan.
Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah. Cinta Rupiah diwujudkan melalui pengenalan ciri keaslian uang Rupiah menggunakan metode 3D: Dilihat, Diraba, Diterawang, serta menjaga uang Rupiah dengan cara 5J: Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan diremas, Jangan distapler, dan Jangan dibasahi.
“Bangga Rupiah hadir dalam kesadaran, bahwa Rupiah tidak hanya alat pembayaran resmi. Tetapi juga simbol kedaulatan bangsa. Paham Rupiah ditunjukkan dengan kebiasaan bijak berbelanja sesuai kebutuhan, membeli produk dalam negeri untuk mendukung UMKM lokal. Serta menabung dan berinvestasi guna memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tegasnya. (kn-2)
