Ekspor Barang Alami Penurunan

DATA BPS: Hasil tambang di Kaltara mengalami penurunan 40,35 persen mencapai USD 71,18 juta.

TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara mencatat penurunan ekspor barang melalui pelabuhan sebesar 30,50 persen pada Januari 2025, dibandingkan Desember 2024.

Nilai ekspor turun dari USD 126,91 juta menjadi USD 110,01 juta, dengan seluruh komoditas ekspor yang diangkut merupakan barang non migas. Secara terperinci, ekspor non migas pada periode Januari 2025 mengalami penurunan drastis, yakni 69,52 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Data menunjukkan ekspor asli Provinsi Kalimantan Utara mencapai USD 103,74 juta pada Januari 2025. Turun 32,25 persen dari USD 153,12 juta yang tercatat pada Desember 2024,” sebut Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, belum lama ini.

Baca Juga  IHK Desember 2023 115,32 Persen

Penurunan nilai ekspor didorong oleh beberapa sektor, antara lain hasil tambang turun 40,35 persen, mencapai USD 71,18 juta. Gas alam mengalami penurunan 100 persen, tercatat USD 0,00 juta. Hasil industri menunjukkan sedikit peningkatan, naik 2,27 persen menjadi US$ 29,44 juta.

Kemudian, hasil pertanian justru mengalami peningkatan, 16,56 persen menjadi USD 3,12 juta. Selain itu, sebagian ekspor yang tercatat sebagai ekspor asli Provinsi Kalimantan Utara juga dilakukan melalui pelabuhan di luar provinsi, mencapai USD 11,55 juta.

Baca Juga  Ekspor Udang Capai 7.000 Ton

Tiga provinsi tujuan ekspor terbanyak adalah Jawa Timur dengan nilai USD 10,62 juta, Sulawesi Selatan USD 0,56 juta, dan DKI Jakarta USD 0,36 juta. “Dari segi tujuan pasar internasional, lima negara utama yang menjadi mitra dagang ekspor Kaltara. Mencakup Tiongkok dengan nilai ekspor mencapai USD 41,72 juta, Filipina USD 25,66 juta, Republic of Korea USD 17,76 juta, Kamboja USD 8,01 juta, dan India USD 5,36 juta,” bebernya.

Kelima negara tersebut menyumbang 89,53 persen terhadap total ekspor Provinsi Kalimantan Utara pada Januari 2025. Sementara itu, jika dibandingkan dengan Desember 2024, beberapa negara tujuan seperti Tiongkok, Republic of Korea, Malaysia, Thailand, dan Jepang mengalami penurunan nilai ekspor. Penurunan ekspor ini menjadi perhatian bersama.

Baca Juga  Tekanan Global Tak Pengaruhi Inflasi

Menurut Rifai, upaya pemulihan ekspor harus terus ditingkatkan melalui sinergi antar instansi dan strategi pemasaran yang adaptif terhadap kondisi pasar global. Langkah-langkah penguatan ekspor, terutama untuk komoditas non migas, diharapkan dapat membantu mengembalikan nilai ekspor provinsi ke level yang lebih optimal dalam beberapa bulan ke depan. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini