Inflasi Kaltara Relatif Terkendali

KEBUTUHAN POKOK: Sesuai data BPS Kaltara pada Maret lalu kondisi inflasi relatif terkendali, meskipun terdapat kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran.

TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara melaporkan inflasi year on year (y-on-y) pada Maret 2025 tercatat 1,24 persen. Angka ini menunjukkan kondisi inflasi yang relatif terkendali, meskipun terdapat kenaikan harga pada sejumlah kelompok pengeluaran.

Menurut laporan resmi BPS yang dirilis pada 8 April lalu, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Nunukan dengan capaian 2,11 persen dan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,95. Sementara inflasi terdalam tercatat di Tanjung Selor, yakni 0,43 persen dengan IHK 105,60.

Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai menyampaikan, inflasi tahunan terjadi akibat kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran utama. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 3,01 persen, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 7,01 persen.

Baca Juga  Optimisme Konsumen Kaltara Tetap Tinggi

Adapun kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran turut menyumbang inflasi 2,86 persen. Beberapa komoditas yang dominan mendorong inflasi tahunan antara lain cabai rawit, emas perhiasan, ikan layang, kopi bubuk, dan bawang merah.

“Sebaliknya, komoditas seperti tarif listrik, beras, dan angkutan udara justru memberikan sumbangan terhadap deflasi,” terangnya, Rabu (9/4).

Secara bulanan, Kalimantan Utara mengalami inflasi 2,16 persen. Ini menunjukkan adanya lonjakan harga dalam waktu singkat. Khususnya disebabkan oleh kenaikan tarif listrik, cabai rawit, dan beberapa komoditas pangan laut seperti ikan bandeng dan ikan kembung.

Baca Juga  Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Tembus Rp 1.349.000 Per Gram

Sementara itu, secara akumulatif sejak awal tahun (year to date/y-to-d), inflasi tercatat sebesar 0,61 persen. Ini menggambarkan sepanjang Januari-Maret 2025, kenaikan harga masih dalam batas yang wajar. Meski demikian, tidak semua sektor mengalami kenaikan harga.

“Beberapa kelompok seperti perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mencatat deflasi sebesar 3,38 persen. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya tarif listrik dan harga semen. Selain itu, sektor transportasi juga mencatat deflasi sebesar 0,17 persen, dipengaruhi oleh turunnya tarif angkutan udara,” jelasnya.

Baca Juga  Februari, Ekspor Hasil Tambang di Kaltara Menurun

Secara keseluruhan, inflasi y-on-y Kalimantan Utara pada Maret 2025 masih dalam level yang relatif aman, dengan tekanan utama berasal dari kebutuhan pokok dan energi. Pemerintah daerah diharapkan tetap waspada terhadap dinamika harga. Terutama menjelang momen-momen konsumsi tinggi seperti Ramadan dan Lebaran. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini