TANJUNG SELOR – Ekonomi Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,79 persen pada triwulan I tahun 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Kinerja ekonomi ini didorong oleh peningkatan signifikan di berbagai sektor, terutama industri pengolahan dan transportasi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (BPS) Mas’ud Rifai mengungkapkan, lapangan usaha industri pengolahan mencatat pertumbuhan tertinggi, yakni 21,63 persen.
Disusul oleh sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 18,20 persen, serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang naik 15,13 persen. “Pertumbuhan positif ini menunjukkan pemulihan ekonomi yang kuat pascapandemi dan peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor,” ujarnya, Senin (5/5) lalu.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang melonjak 10,38 persen. Disusul oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga 5,93 persen, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang naik 4,64 persen.
Namun demikian, bila dibandingkan dengan triwulan IV-2024 (quarter-to-quarter), ekonomi Kalimantan Utara justru mengalami kontraksi 4,68 persen. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan aktivitas pada sebagian besar sektor usaha pasca-libur akhir tahun. Termasuk sektor konstruksi yang turun 19,97 persen dan sektor pertambangan dan penggalian yang melemah 9,78 persen.
“Kontraksi secara triwulanan ini merupakan pola musiman yang biasa terjadi, namun secara tahunan tetap menunjukkan tren positif,” jelasnya.
Secara spasial, Kalimantan Utara mencatat kontribusi sebesar 0,05 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nasional. Dari sisi distribusi lapangan usaha, sektor pertambangan dan penggalian masih menjadi penopang utama dengan kontribusi 47,90 persen terhadap total PDRB. Diikuti sektor industri pengolahan sebesar 14,32 persen, dan konstruksi 10,07 persen.
Dengan capaian ini, struktur perekonomian Kalimantan Utara pada triwulan I-2025 masih ditopang oleh sektor-sektor berbasis sumber daya alam. Namun didukung oleh pertumbuhan pesat pada sektor jasa dan industri pengolahan. Tren positif ini diharapkan dapat terus terjaga melalui penguatan sektor hilirisasi dan peningkatan investasi di sektor-sektor produktif lainnya. (kn-2)