Pengangguran di Kaltara Menurun

TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara merilis laporan terbaru mengenai kondisi ketenagakerjaan per Februari 2025. Hasilnya menunjukkan tren positif.

Jumlah angkatan kerja meningkat signifikan, sementara tingkat pengangguran mengalami penurunan. Hal itu disampaikan Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai, bahwa jumlah angkatan kerja Kaltara mencapai 390.745 orang, naik 32.295 orang dibanding Februari 2024.

Kenaikan ini juga diiringi dengan peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 4,67 persen poin menjadi 69,19 persen. Ini menunjukkan semakin banyak penduduk usia kerja yang terlibat secara aktif dalam pasar tenaga kerja. Di sisi lain, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun menjadi 3,90 persen, atau berkurang 0,11 persen poin dari tahun sebelumnya.

Baca Juga  Harga Emas Antam Hari Ini Meroket Tembus Rp 1.349.000 Per Gram

“Meskipun secara absolut jumlah penganggur naik 846 orang. Namun proporsinya terhadap jumlah angkatan kerja tetap menurun, karena pertumbuhan lapangan kerja yang lebih cepat,” bebernya, Jumat (23/5).

Lapangan kerja paling banyak menyerap tenaga kerja tetap berada di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, yang mencakup 36,29 persen dari total pekerja. Disusul sektor perdagangan besar dan eceran (13,83 persen) serta administrasi pemerintahan (12,42 persen). Sektor pertanian mengalami lonjakan penyerapan terbesar, naik 4,92 persen poin dari Februari 2024.

“Sebaliknya, sektor industri pengolahan dan perdagangan mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja masing-masing -2,15 dan -2,46 persen poin,” terangnya.

Dari total penduduk bekerja sebanyak 375.513 orang, mayoritas atau 51,54 persen bekerja di sektor formal. Ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya dan menjadi sinyal positif atas pergeseran kualitas pekerjaan di Kaltara. Sebanyak 48,46 persen sisanya bekerja di sektor informal.

Sementara itu, pekerja penuh waktu (≥35 jam/minggu) mencapai 67,87 persen, meski mengalami sedikit penurunan. Pekerja paruh waktu justru meningkat menjadi 25,70 persen, sementara setengah pengangguran turun menjadi 6,43 persen.

“Penduduk bekerja masih didominasi lulusan SD ke bawah (29,79 persen), sementara yang berpendidikan Diploma atau Perguruan Tinggi hanya mencapai 20,80 persen. Ini menunjukkan kualitas tenaga kerja masih perlu ditingkatkan. Agar sejalan dengan kebutuhan pasar modern,” jelasnya.

Baca Juga  Trsansaksi BI-Fast Tembus Rp 2,76 Triliun

TPAK laki-laki berada di angka 81,72 persen, jauh lebih tinggi dibanding perempuan yang hanya 55,10 persen. TPT laki-laki juga lebih tinggi (4,88 persen) dibanding perempuan (2,26 persen). Sementara dari sisi geografis, pengangguran lebih tinggi di wilayah perkotaan (5,14 persen) dibanding perdesaan (1,76 persen).

Data ini menunjukkan arah yang baik dalam pemulihan dan penguatan ekonomi daerah. Meski begitu, tantangan ke depan masih besar, terutama dalam peningkatan kualitas tenaga kerja dan perluasan lapangan kerja di sektor-sektor strategis.

“Peningkatan partisipasi kerja harus diimbangi dengan upaya peningkatan keterampilan, agar angkatan kerja tidak hanya terserap. Tetapi juga produktif dan kompetitif,” tutupnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini