Pertumbuhan Sektor Konstruksi Meningkat

KETENAGAKERJAAN: Sektor konstruksi encatat pertumbuhan 11,95 persen pada 2024 meningkat tajam dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 8,45 persen.

TANJUNG SELOR – Sektor konstruksi menunjukkan peran penting dan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor ini terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Utara mencapai 12,94 persen pada tahun 2024. Menjadikannya penyumbang terbesar keempat, setelah sektor pertambangan, pertanian, dan perdagangan.

Tidak hanya berkontribusi besar terhadap PDRB, sektor konstruksi juga mencatat pertumbuhan signifikan. Yakni 11,95 persen pada 2024 meningkat tajam dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 8,45 persen.

“Dampak positif sektor ini juga terlihat pada penyerapan tenaga kerja. Sepanjang tahun 2023, kesempatan kerja di sektor konstruksi meningkat menjadi 5,24 persen, naik dari 5,07 persen pada 2022,” jelas Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai, Jumat (30/5).

Sektor ini menyerap 19.512 tenaga kerja berusia 15 tahun ke atas, menjadikannya sektor ketujuh terbesar dalam hal penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Utara. Dalam konteks nasional dan era revolusi industri 4.0, sektor konstruksi tetap memegang peranan kunci.

Infrastruktur tidak hanya menopang kemajuan pembangunan fisik. Tetapi juga menjadi katalis utama dalam mendorong kemajuan industri, peningkatan investasi, dan pengembangan infrastruktur digital. Untuk memperkuat daya saing Indonesia secara global.

Baca Juga  Gelar RUPS Tahunan, PT Pertamina Hulu Indonesia Catatkan Kinerja Positif sepanjang 2023

Sektor konstruksi juga menjadi fondasi penting dalam transformasi sosial dan budaya masyarakat melalui pembangunan yang merata dan berkelanjutan. Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan pembangunan baru, perbaikan, hingga pekerjaan sementara di lokasi proyek. Baik gedung, bangunan sipil, maupun konstruksi khusus yang melekat pada lahan.

Untuk memantau kinerja sektor ini, BPS secara rutin melaksanakan berbagai survei konstruksi. Yakni Survei Perusahaan Konstruksi Triwulanan (SKTR), Survei Perusahaan Konstruksi Tahunan (SKTH) dan Updating Direktori Perusahaan Konstruksi (UDP).

Secara khusus, SKTH 2023 digunakan untuk memperoleh data rinci mengenai tenaga kerja konstruksi, nilai proyek, upah pekerja, serta penggunaan material dan bahan bakar konstruksi. Menurut dia, survei ini menggunakan referensi tahun sebelumnya, sehingga hasil SKTH 2024 mencerminkan kondisi sektor konstruksi pada 2023.

Jumlah sampel dalam SKTH 2023 mencakup perusahaan berskala kecil, menengah, hingga besar dari seluruh wilayah Indonesia. Data yang ditampilkan merupakan hasil dari proses benchmarking terhadap data SKTH 2022. Memastikan konsistensi dan akurasi dalam pengambilan kebijakan.

Sementara itu, sesuai data Angkatan Kerja Nasional BPS Kaltara mendapatkan fakta kondisi ketenagakerjaan di Kaltara. Meskipun kelompok usia produktif 25–54 tahun mendominasi jumlah tenaga kerja. Persentase remaja dan lansia yang masih bekerja ternyata cukup signifikan dan menyimpan cerita sosial-ekonomi tersendiri. Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai mengatakan, dari total 559.623 penduduk usia kerja di Kaltara. Sebanyak 378.361 orang atau 67,61 persen tercatat bekerja.

Kelompok usia 25–54 tahun menjadi penyumbang terbesar, dengan 262.376 orang bekerja atau 78,39 persen dari kelompok tersebut. Namun, yang mengejutkan, terdapat 56.490 pekerja dari kelompok usia 15–24 tahun, atau setara 43,37 persen dari kelompok ini. Menunjukkan tidak sedikit remaja yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah menengah atau perguruan tinggi, justru telah masuk ke dunia kerja.

“Fenomena ini menandakan adanya tekanan ekonomi pada keluarga yang memaksa remaja bekerja lebih awal,” ujarnya.

Baca Juga  2023, Luas Panen Padi di Kaltara Menurun

Banyak dari mereka menjadi pekerja keluarga, membantu usaha orang tua, atau bahkan berhenti sekolah. Karena tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sementara itu, kelompok usia 55 tahun ke atas yang seharusnya memasuki masa pensiun, juga menunjukkan angka keterlibatan yang tinggi dalam dunia kerja.

“Tercatat 59.495 orang lansia masih bekerja, yang berarti sekitar 62,85 persen dari total penduduk usia kerja di kelompok ini belum benar-benar pensiun,” sebut dia.

Kondisi ini menunjukkan tekanan ekonomi tidak hanya dirasakan oleh generasi muda. Tetapi juga oleh generasi tua yang mungkin belum memiliki jaminan hari tua yang memadai. Ketergantungan pada pekerjaan untuk bertahan hidup masih tinggi di berbagai kelompok umur.

Situasi ini dapat memengaruhi kesejahteraan jangka panjang masyarakat Kalimantan Utara. Dibutuhkan intervensi kebijakan yang menyasar perlindungan sosial, peningkatan akses pendidikan, dan sistem pensiun yang memadai. Agar generasi muda dapat menuntut ilmu, dan lansia bisa menikmati masa tua dengan layak. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini