NTP Kaltara Naik 1,12 Persen

PERTANIAN: BPS Kaltara mencatat NTP September terjadi kenaikan  116,19 dari bulan sebelumnya yakni 114,90.

TANJUNG SELOR – Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2025 tercatat naik 1,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 114,90 menjadi 116,19.

Kenaikan ini menandakan daya beli petani turut meningkat. Karena harga yang mereka terima lebih tinggi dibandingkan harga yang harus mereka bayar. Untuk kebutuhan konsumsi maupun produksi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara (Kaltara) Mas’ud Rifai menyebutkan, peningkatan NTP tersebut dipengaruhi oleh naiknya NTP di beberapa subsektor utama. Terutama tanaman pangan, perkebunan rakyat, dan perikanan. Kenaikan NTP menunjukkan adanya perbaikan kesejahteraan relatif petani. Artinya, pendapatan mereka meningkat lebih cepat dibanding pengeluaran.

Baca Juga  Kredit di Kaltara Tumbuh 13,65 Persen

Subsektor tanaman pangan menjadi penyumbang terbesar dengan kenaikan 1,31 persen, dari 101,89 menjadi 103,22. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan harga komoditas padi dan palawija. Disusul subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik cukup signifikan sebesar 2,30 persen, dari 198,65 menjadi 203,21, berkat membaiknya harga hasil perkebunan seperti kelapa sawit dan kakao.

Baca Juga  Mei, Jumlah Penumpang Speedboat Menurun

“Untuk subsektor perikanan juga mengalami penguatan dengan kenaikan NTP 1,26 persen, dari 97,80 menjadi 99,03. Dalam subsektor ini, peningkatan tertinggi terjadi pada perikanan budidaya yang melonjak 3,27 persen. Menandakan aktivitas budidaya ikan air tawar dan payau semakin menggeliat,” terangnya, Jumat (10/10).

Meski begitu, tidak semua subsektor mencatat hasil positif. Subsektor hortikultura dan peternakan justru mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,14 persen dan 0,17 persen. Turunnya harga sayur-sayuran menjadi faktor utama merosotnya NTP hortikultura. Secara keseluruhan, kenaikan NTP menjadi sinyal positif bagi perekonomian pedesaan Kaltara.

Baca Juga  Pengguna Baru Meningkat

“Selain menunjukkan perbaikan pendapatan petani, hal ini juga mencerminkan stabilitas harga komoditas utama yang relatif terjaga sepanjang kuartal ketiga 2025,” tuturnya.

Pemerintah daerah diharapkan terus memperkuat dukungan terhadap petani. Terutama dalam akses pasar dan stabilitas harga pupuk. Agar tren positif ini berlanjut hingga akhir tahun. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini