TPK Hotel Kaltara Naik

ILUSTRASI: Sesuai data BPS Kaltara tingkat penghunian kamar hotel bintang pada Agustus lalu naik 1,68 poin.

TANJUNG SELOR — Sektor pariwisata Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Agustus 2025 mencapai 49,18 persen, naik 1,68 poin dibandingkan Juli 2025.
Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, mengatakan peningkatan ini menandakan aktivitas wisata dan bisnis di Kaltara mulai bergairah kembali.
“Naiknya TPK menjadi indikasi positif. Masyarakat kembali bergerak, dan industri perhotelan menunjukkan geliatnya,” ujarnya, Minggu (19/10).
Hotel berbintang di Bulungan, Nunukan, dan Tarakan menjadi penyumbang utama peningkatan tersebut. Sedangkan akomodasi lainnya juga mengalami kenaikan tipis, dari 27,07 persen menjadi 27,79 persen.
Meski demikian, secara tahunan, TPK hotel berbintang dan akomodasi lainnya masih turun 12,10 persen dibanding Agustus 2024. Mas’ud menyebut, hal ini dipengaruhi perubahan perilaku wisatawan dan meningkatnya tren perjalanan singkat.
“Namun, jika melihat tren bulanan, kita tetap optimistis. Ada tanda-tanda pemulihan yang konsisten,” tegasnya.
Selain tingkat hunian, lama menginap wisatawan asing juga meningkat tajam. Pada Agustus 2025, tamu asing rata-rata menginap 2,21 hari, naik 0,55 hari dibanding Juli 2025. Sementara tamu domestik menginap rata-rata 1,49 hari, naik 0,10 hari.
Wisatawan asing lebih lama tinggal dibanding wisatawan domestik. Ini artinya daya tarik wisata kita cukup kuat.
Secara keseluruhan, rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang dan akomodasi lainnya mencapai 1,48 hari, meningkat 0,14 hari dari bulan sebelumnya. Kabupaten Bulungan mencatat rata-rata lama menginap tertinggi, yakni 2,00 hari. Disusul Tarakan 1,36 hari, dan Tana Tidung 1,26 hari.
Mas’ud menegaskan, peningkatan ini menjadi momentum bagi daerah. Untuk terus memperkuat promosi wisata dan pengembangan infrastruktur pendukung.
“Kaltara punya potensi besar. Dengan kolaborasi semua pihak, sektor pariwisata bisa menjadi penggerak ekonomi baru di wilayah perbatasan,” pungkasnya. (kn-2)

Baca Juga  Komoditas Ekspor Kaltara Menurun
Bagikan:

Berita Terkini