Mei, Pesawat Berangkat 509 Unit

SEKTOR PERHUBUNGAN: Sesuai data BPS Kaltara aktivitas penerbangan di 4 bandara utama Kalimantan Utara, salah satunya Tanjung Harapan Tanjung Selor alami peningkatan.

AKTIVITAS penerbangan di empat bandara utama Kalimantan Utara, yakni Bandara Juwata, Nunukan, RA Bessing Malinau, dan Tanjung Harapan Tanjung Selor, mengalami perubahan signifikan pada Mei 2024.

Total pesawat yang berangkat pada bulan tersebut mencapai 509 unit, mengalami sedikit peningkatan 0,2 persen dibandingkan April 2024 yang mencatatkan 508 unit. Namun, jumlah pesawat yang datang mengalami penurunan 0,2 persen, dari 512 unit di April menjadi 511 unit pada Mei 2024.

Secara kumulatif, jumlah pesawat yang datang dan berangkat selama periode Januari-Mei 2024 meningkat masing-masing 4,92 persen dan 4,2 persen. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023. Dalam hal penumpang, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada jumlah penumpang yang berangkat.

Pada Mei 2024, jumlah penumpang berangkat turun 25,49 persen, dari 36.007 orang di bulan April menjadi 26.829 orang. Sebaliknya, jumlah penumpang yang datang mengalami peningkatan 3,16 persen, naik dari 30.928 orang menjadi 31.905 orang pada bulan yang sama.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara Mas’ud Rifai, secara kumulatif, jumlah penumpang yang datang dan berangkat pada periode Januari-Mei 2024 menunjukkan peningkatan 6,65 persen dan 4,34 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, jumlah bagasi yang dimuat di bandara-bandara Kalimantan Utara mengalami penurunan tajam sebesar 36,81 persen pada Mei 2024. Turun dari 313.826 kg menjadi 198.317 kg.

Baca Juga  Pengguna Baru Meningkat

Sebaliknya, jumlah kargo yang dimuat mengalami peningkatan 9,65 persen, naik dari 261.662 kg di bulan April menjadi 286.911 kg pada Mei 2024. Jumlah kargo yang dibongkar juga meningkat 9,8 persen, dari 488.904 kg menjadi 536.797 kg pada bulan yang sama.

Perubahan ini mencerminkan dinamika aktivitas penerbangan di Kalimantan Utara, yang meskipun mengalami beberapa penurunan dalam aspek tertentu. Secara keseluruhan menunjukkan tren positif dalam jangka waktu yang lebih panjang.

“Peningkatan jumlah kargo yang dimuat dan dibongkar serta peningkatan kumulatif jumlah pesawat dan penumpang menandakan pertumbuhan yang stabil dan peningkatan aktivitas ekonomi,” tuturnya, kemarin (22/7).

Dengan terus memantau dan menganalisis data ini, diharapkan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil kebijakan yang tepat. Untuk mendukung perkembangan sektor transportasi udara di Kalimantan Utara.

Selain aktivitas penerbangan di Kaltara, BPS juga melaporkan jumlah penduduk miskin di provinsi ini pada Maret 2024 mencapai 47,83 ribu orang atau 6,32 persen dari total populasi. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan Maret 2023. Di mana jumlah penduduk miskin tercatat 47,97 ribu orang atau 6,45 persen.

Baca Juga  Tren Positif UMKM Gandeng Platform Digital

Penurunan ini berarti jumlah penduduk miskin berkurang 0,14 ribu jiwa secara absolut dan turun 0,13 persen poin secara persentase. “Penurunan jumlah penduduk miskin ini lebih terlihat di daerah perkotaan dibandingkan dengan pedesaan,” imbuhnya.

Selama periode Maret 2023-Maret 2024, jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang sebanyak 1,6 ribu jiwa, dari 24,75 ribu menjadi 23,18 ribu orang, atau turun dari 5,18 persen menjadi 4,73 persen.

Lanjut dia, situasi berbeda terjadi di daerah pedesaan. Jumlah penduduk miskin di pedesaan justru mengalami peningkatan. Penduduk miskin di pedesaan naik 1,4 ribu jiwa, dari 23,22 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 24,65 ribu orang pada Maret 2024. Secara persentase, angka ini naik dari 8,74 persen menjadi 9,23 persen.

Perbedaan kondisi ekonomi antara perkotaan dan pedesaan di Kalimantan Utara masih cukup mencolok. Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di pedesaan mencapai 9,23 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 4,73 persen di perkotaan.

Baca Juga  Inflasi Kaltara di Bawah Nasional

“Pola ini konsisten dengan data dari Maret 2023. Di mana persentase penduduk miskin di perkotaan 5,18 persen, sementara di pedesaan lebih tinggi pada 8,74 persen,” sebutnya.

Dia juga menyatakan, meskipun ada penurunan jumlah penduduk miskin secara keseluruhan. Peningkatan di daerah pedesaan menunjukkan masih adanya tantangan signifikan yang harus diatasi. Pihaknya perlu fokus pada program-program yang lebih efektif untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan, di mana kondisi ekonominya lebih rentan.

Pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait perlu bekerjasama, untuk memastikan upaya pengentasan kemiskinan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama yang berada di daerah pedesaan. Intervensi yang tepat dan terarah sangat diperlukan untuk mengatasi kesenjangan ini.

Dengan penurunan jumlah penduduk miskin secara keseluruhan, Kalimantan Utara menunjukkan langkah positif dalam upaya pengentasan kemiskinan. Namun, perbedaan yang signifikan antara perkotaan dan pedesaan menuntut perhatian lebih. Untuk mencapai kesejahteraan yang merata di seluruh wilayah provinsi. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini