Juli, Uang Keluar Rp 110,10 Miliar

TARAKAN – Sepanjang Juli 2024, terdapat arus uang keluar atau outflow dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara sebesar Rp 197,36 miliar atau tumbuh 27,80 persen yoy.

Sementara, arus uang masuk atau inflow tercatat Rp 87,26 Miliar atau terkontraksi sebesar -50,89 persen yoy. “Dengan demikian, hingga Juli 2024 KPw BI Provinsi Kaltara mengalami net outflow sebesar Rp 110,10 miliar,” terang Kepala KPwBI Provinsi Kaltara, Wahyu Indra Sukma, belum lama ini.

Pihaknya secara teratur melakukan dropping dan penarikan uang, termasuk uang tidak layak edar pada tiga kas titipan BI di Tanjung Selor, Malinau dan Nunukan. Sesuai kebutuhan untuk memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi layak edar.

Sementara itu, pelaksanaan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) melalui layanan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang diselenggarakan oleh KPwBI Kaltara telah berlangsung dengan efisien, aman, andal dan lancar.

Hal tersebut tercermin dari tingkat ketersediaan sistem yang mencapai 100% dan tidak terdapat unsettled transaction. “Nilai transaksi BI-RTGS pada Juni 2024 tercatat tumbuh sebesar 4,97 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.081,47 miliar. Di sisi lain, , volume transaksi RTGS tercatat sebanyak 622 transaksi atau terkontraksi sebesar -6,2 persen yoy,” sebutnya.

Baca Juga  4 Bulan, Jumlah Penumpang Datang Meningkat

Untuk nilai transaksi transfer dana melalui SKNBI mengalami kontraksi sebesar -10,5 persen yoy menjadi Rp 371,94 miliar. Sejalan dengan itu volume transaksi juga mengalami penurunan -24,56 persen yoy atau tercatat sebanyak 6.996 transaksi. Kondisi ini sejalan dengan penerapan BI-FAST yang semakin luas di masyarakat sejak Desember 2021 sebagai wujud modernisasi dari SKNBI.

Dengan waktu layanan lebih luas, real time, dan kanal pembayaran yang lebih luas. Tak hanya itu, jumlah merchant QRIS di wilayah Provinsi Kaltara per Juni 2024 kembali meningkat menjadi 85.153 merchant. Jumlah tersebut bertambah 7.037 merchant jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 sebanyak 78.116 merchant.

“Peningkatan juga terjadi pada jumlah pengguna baru QRIS di Kaltara, per Juni 2024 tercatat total terdapat sebanyak 100.110 pengguna QRIS. Meningkat sebanyak 18.056 pengguna baru jika dibandingkan 31 Desember 2023 sebanyak 82.054 pengguna,” tuturnya.

Sementara, ekspor komoditi dari Provinsi Kalimantan Utara melalui pelabuhan mengalami penurunan drastis pada Juni 2024. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara, nilai ekspor turun 56,28 persen, dari USD 280,99 juta pada Mei 2024 menjadi hanya USD 122,85 juta pada Juni 2024.

Baca Juga  April, Inflasi Kaltara 2,47 Persen

Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai mengungkapkan, ini disebabkan oleh penurunan ekspor barang non-migas, yang menjadi komoditi utama ekspor Kalimantan Utara. Seluruh komoditi yang diekspor pada Juni 2024 merupakan barang non-migas.

Meskipun nilai ekspor non-migas selama periode Januari-Juni 2024 mencapai USD 1.449,10 juta atau naik sebesar 9,90 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Penurunan ekspor pada Juni dibandingkan Mei sangat signifikan. Penurunan ekspor pada Juni 2024 dipicu oleh penurunan ekspor di berbagai sektor utama. Sektor gas alam mengalami penurunan terbesar dengan 68,20 persen, diikuti oleh sektor tambang yang turun 60,85 persen, sektor industri yang menurun 16,54 persen, dan sektor pertanian yang mengalami penurunan sebesar 11,14 persen.

Pada Juni 2024, nilai ekspor asli dari Kalimantan Utara mencapai USD 137,31 juta, mengalami penurunan 14,66 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sektor tambang, yang menjadi andalan Kalimantan Utara, juga mencatat penurunan signifikan sebesar 15,34 persen atau menjadi USD 111,48 juta.

Sementara, sektor industri dan pertanian juga mencatat penurunan ekspor, masing-masing 4,20 persen menjadi USD 22,13 juta, dan 5,55 persen menjadi USD 2,63 juta. Sebagian ekspor asli dari Provinsi Kalimantan Utara dilakukan melalui pelabuhan di luar provinsi, dengan total nilai mencapai USD 19,44 juta. Ekspor ini dilakukan melalui pelabuhan di Kalimantan Timur USD 14,32 juta, Jawa Timur USD 4,43 juta, dan Sulawesi Selatan sebesar USD 0,69 juta.

Baca Juga  PT Pertamina Hulu Mahakam Luncurkan Program UBUKI

Lima negara tujuan utama ekspor dari Kalimantan Utara pada Juni 2024 adalah Tiongkok, India, Filipina, Jepang, dan Republik Korea. Nilai ekspor ke Tiongkok mencapai USD 40,57 juta, menjadikannya sebagai tujuan ekspor terbesar. Disusul oleh India dengan nilai USD 19,02 juta, Filipina USD 18,56 juta, Jepang USD 16,76 juta, dan Republik Korea USD 13,06 juta.

Kelima negara ini secara keseluruhan berkontribusi 87,88 persen terhadap total ekspor Kalimantan Utara pada Juni 2024. Dibandingkan dengan Mei 2024, sebagian besar negara tujuan ekspor mengalami penurunan, termasuk Malaysia, Tiongkok, Thailand, Kamboja, India, Filipina, dan Jepang. Sebaliknya, ekspor ke Republik Korea justru menunjukkan peningkatan.

Dengan adanya penurunan ekspor yang signifikan ini, menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dan pelaku usaha di Kalimantan Utara. Untuk terus mencari solusi guna meningkatkan kembali nilai ekspor komoditi dari wilayah ini. Dukungan terhadap penguatan sektor-sektor utama dan diversifikasi tujuan ekspor menjadi salah satu langkah yang bisa diambil guna mengatasi fluktuasi ini. (skn-2)

Bagikan:

Berita Terkini