TANJUNG SELOR – Ekspor komoditas melalui pelabuhan di Provinsi Kalimantan Utara pada Agustus 2024 menunjukkan tren positif dengan peningkatan 10,04 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Nilai ekspor melonjak dari USD 124,15 juta menjadi USD 136,62 juta. Seluruh ekspor pada bulan ini merupakan komoditas non-migas, dengan nilai ekspor non-migas periode Januari-Agustus 2024 mencapai USD 1,709,88 juta.
Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, angka ini mengalami penurunan sebesar 8,57 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara Mas’ud Rifai menjelaskan, kenaikan ekspor pada Agustus 2024 didorong oleh peningkatan di sektor non-migas.
Sektor hasil tambang, misalnya, mengalami kenaikan 8,34 persen, sedangkan hasil industri mencatatkan pertumbuhan signifikan 23,53 persen. Selain itu, ekspor dari hasil pertanian juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan kenaikan sebesar 9,15 persen.
Namun, di tengah peningkatan ini, gas alam justru mencatat penurunan drastic 70,60 persen. “Peningkatan ekspor ini, terutama di sektor tambang, industri, dan pertanian, berhasil mendorong pertumbuhan meskipun ada penurunan tajam di sektor gas alam,” ujarnya, Rabu (2/10).
Pada Agustus 2024, ekspor asli dari Provinsi Kalimantan Utara mencapai USD 133,55 juta, meningkat 16,47 persen dibandingkan dengan bulan Juli 2024 yang hanya sebesar USD 114,67 juta. Sektor tambang mendominasi dengan nilai ekspor USD 96,81 juta, meningkat 8,34 persen dari bulan sebelumnya. Sementara itu, sektor industri mengalami lonjakan tajam dengan pertumbuhan 70,44 persen, mencapai USD 30,91 juta.
Sektor pertanian juga mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai ekspor mencapai USD 4,73 juta, tumbuh 37,30 persen dari bulan Juli. “Meski begitu, sebagian ekspor asli Kaltara juga dilakukan melalui pelabuhan di luar provinsi. Pada Agustus 2024, nilai ekspor ini mencapai USD 6,93 juta, dengan rincian ekspor melalui pelabuhan di Jawa Timur USD 5,21 juta, Sulawesi Selatan USD 1,71 juta, dan DKI Jakarta USD 0,0005 juta,” sebut dia.
Secara keseluruhan, peningkatan ekspor non-migas pada Agustus 2024 menunjukkan potensi yang besar, terutama di sektor industri dan pertanian. Meski ada penurunan pada ekspor gas alam, Provinsi Kalimantan Utara masih mencatat pertumbuhan positif berkat peningkatan signifikan di sektor-sektor lain. (kn-2)