Pengguna Baru QRIS Meningkat

NON TUNAI: Per Agustus 2024 tercatat total terdapat 107.788 pengguna QRIS, terjadi peningkatan 25.734 pengguna baru.

TARAKAN – Jumlah merchant QRIS di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) per Juli 2024 meningkat menjadi 89.476 merchant. Jumlah tersebut bertambah 11.360 merchant, jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 (78.116 merchant).

“Peningkatan terjadi pada jumlah pengguna baru QRIS di Provinsi Kalimantan Utara. Per Agustus 2024 tercatat total terdapat sebanyak 107.788 pengguna QRIS, meningkat sebanyak 25.734 pengguna baru. Jika dibandingkan 31 Desember 2023 atau sebanyak 82.054 pengguna QRIS,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltara, Wahyu Indra Sukma, belum lama ini.

Perkembangan aliran uang rupiah sepanjang September 2024, mengalami net outflow sebesar Rp 170,09 miliar. Pada September 2024, mencatat arus uang keluar sebesar Rp 250,45 miliar atau tumbuh 22,56 persen yoy. Sementara arus uang masuk sebesar Rp 80,36 miliar atau terkontraksi -35,86 persen yoy.

Baca Juga  Tren Positif UMKM Gandeng Platform Digital

“Kami juga melakukan dropping dan penarikan uang, termasuk uang tidak layak edar pada tiga kas titipan Bank Indonesia di Tanjung Selor, Malinau dan Nunukan. Sesuai kebutuhan untuk memastikan uang yang beredar di masyarakat dalam kondisi layak edar,” tegasnya.

Sementara Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) melalui layanan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang diselenggarakan oleh KPwBI Provinsi Kaltara telah berlangsung dengan efisien, aman, andal dan lancar. Hal tersebut tercermin dari tingkat ketersediaan sistem yang mencapai 100 persen dan tidak terdapat unsettled transaction.

“Nilai transaksi BI-RTGS pada Agustus 2024 tercatat tumbuhsebesar 17,54 persen  atau sebesar Rp 1,21 triliun. Volume transaksi RTGS tercatat sebanyak 790 transaksi atau tumbuh sebesar 10,03 persen yoy,” sebutnya.

Baca Juga  Hunian Kamar Hotel Berbintang Meningkat

Nilai transaksi transfer dana melalui SKNBI juga tercatat terkontraksi sebesar -3,05 persen yoy menjadi Rp 436,57 miliar. Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi SKNBI mengalami kontraksi sebesar -18,65 persen yoy atau tercatat sebanyak 8.058 transaksi.

“Perkembangan Sistem Pembayaran Bank Indonesia yang semakinbaik tersebut juga sejalan dengan penerapan BI-FAST yang semakin luas di masyarakat sejak Desember 2021. Ini sebagai wujud modernisasi dari SKNBI, dengan waktu layanan lebih luas real time, dan kanal pembayaran yang lebih luas,” jelasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini