Cegah Kecelakaan Lalu Lintas dengan Teknologi Vision Track Berbasis AI: Pengemudi Terdeteksi Mengantuk, Alarm Peringatan Berbunyi

DIAWASI: Perilaku pengemudi yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan bisa dipantau dan dianalisis menggunakan AI.

Human error menjadi salah satu penyebab terbesar kecelakaan lalu lintas. Namun, seiring perkembangan teknologi berbasis artificial intelligence (AI), hal itu kini bisa dicegah.

 

ILHAM WANCOKO, Jakarta

 

TEKNOLOGI vision track kini menjadi perbincangan di dunia transportasi Indonesia. Vision track adalah sistem video monitoring berbasis web yang menggunakan dashcam. Kamera dasbor kecil ini dipasang di berbagai titik di dalam kendaraan seperti truk dan bus. Teknologi ini dirancang untuk memantau pengemudi, penumpang, dan muatan secara real-time. Tujuan utamanya adalah menciptakan zero accident atau nol kecelakaan.

Dengan vision track, kamera memonitor perilaku pengemudi, kondisi muatan, dan penumpang di dalam kendaraan. Sistem ini dilengkapi AI yang mampu mendeteksi gangguan atau kebiasaan buruk saat berkendara. Misalnya, pengemudi mengantuk atau menguap, merokok, menggunakan handphone, dan aktivitas lain yang berpotensi memicu kecelakaan.

Baca Juga  Cegah Kekerasan Murid sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

“Misal pengemudi menguap, lalu secara otomatis dapat peringatan. Tujuannya agar pengemudi istirahat bila memang sudah mengemudi beberapa jam,” ujar Grandy Kusmulyadi, chief product officer Mceasy.

Ketika gangguan terdeteksi, sistem memberikan peringatan langsung kepada pengemudi, baik melalui alarm maupun instruksi dari kantor pusat yang dipantau secara online.

“Peringatan ini bertujuan untuk mencegah kecelakaan secara proaktif. Kami bahkan melengkapi sistem dengan akses melalui aplikasi dan WhatsApp, sehingga tim operasional bisa langsung memberikan tindakan kepada pengemudi saat terjadi situasi kritis di lapangan,” tambah Grandy.

Baca Juga  Mudik Lebaran 2024 Melintas di Kanjuruhan, Durian dan Bakso Bisa Jadi Pilihan

Selain mencegah kecelakaan, vision track juga menjadi alat penilaian bagi pengemudi. Perilaku selama berkendara dianalisis dan dicatat dalam bentuk laporan atau ”rapor” untuk memotivasi peningkatan kinerja.

“Kami percaya, evaluasi perilaku pengemudi secara konsisten dapat mendorong mereka untuk lebih bertanggung jawab. Ini bukan hanya tentang keselamatan, tetapi juga memastikan standar operasional yang lebih baik,” jelas Grandy.

Selain fokus pada pengemudi, teknologi ini juga berfungsi mengawasi muatan dan penumpang. Kamera yang terpasang di dalam kendaraan memungkinkan perusahaan memastikan keamanan muatan dan kenyamanan penumpang.

“Pengawasan muatan truk dan penumpang bus menjadi hal penting. Masalah keamanan di area ini perlu mendapatkan perhatian karena berkaitan langsung dengan operasional dan kepuasan pelanggan,” ucap Grandy.

Baca Juga  Inisiatif-Inisiatif Kemanusiaan dari Indonesia untuk Palestina: Dari Pasukan Perdamaian, Tenaga Medis, sampai Tampung Ribuan Anak

Grandy mengungkapkan, vision track kini sedang dikembangkan untuk mendukung sistem pengereman otomatis. “Saat ini kami masih dalam tahap pengembangan. Namun, dalam satu atau dua tahun ke depan, teknologi ini kemungkinan akan diterapkan pada kendaraan truk dan bus,” ujar Grandy.

Menurut dia, teknologi ini serupa dengan fitur-fitur canggih pada mobil modern yang mampu mendeteksi jarak objek. Jika jarak mobil dengan objek tertentu terlalu dekat, secara otomatis akan mengaktifkan rem. “Kami ingin vision track tidak hanya membantu pengemudi, tetapi juga secara aktif mencegah kecelakaan dengan teknologi pengereman otomatis,” tambahnya. (*/c17/oni/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini