Seniman Korea Selatan Hyun Nahm Visualisasikan Kerentanan dari Kondisi Khas di Indonesia

KUAT ELEMEN LOKAL: Mobil bekas menjadi salah satu material selain elemen-elemn jalanan lainnnya yang menggambarkan gagasan Hyun Nahm dalam menggambarkan ketidakstabilan Indonesia.

Sebanyak 12 karya seni karya Hyun Nahm di Galeri Roh menyembulkan tiga pesan. Yakni, ketidakstabilan, rentan, dan berbahaya. Nahm merasakan adanya kesamaan antara geologi dan perekonomian di Indonesia.

DUNIA seni rupa di Indonesia kembali disemarakkan kehadiran seniman internasional, Hyun Nahm, dalam pameran bertajuk Kawah Ojol. Pameran yang dihelat di Galeri Roh, Jakarta, itu menghadirkan karya seni unik. Nahm menggabungkan narasi tentang bentang alam Indonesia dengan dinamika ekonomi modern.
Nahm merupakan seniman asal Korea Selatan yang dikenal melalui eksplorasi teknik tradisional dan material modern dalam medium patung serta instalasi. Eksistensi Nahm mulai mencuri perhatian sejak karyanya ditampilkan di Leeum Samsung Museum dan art fair Frieze Seoul pada 2022.
Perkenalan Roh terhadap karya Hyun juga berawal dari pameran tersebut. Ketertarikan itu berujung pada undangan residensi di Indonesia. Pameran Kawah Ojol berakar pada dua hal yang mencuri perhatian Hyun selama residensinya di Indonesia. Yakni, aktivitas vulkanis dan ekonomi berbasis teknologi, terutama ojek online (ojol). Keduanya dianggap merepresentasikan elemen ketidakstabilan yang unik.
Sebelum membuat karya, Hyun riset ke sejumlah gunung berapi dan museum geologi. Di antaranya Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Merapi, Kawah Ijen, dan Museum Geologi Bandung. Hyun juga tercengang dengan kondisi lalu lintas di Indonesia selama proses riset itu.
“Lalu lintas yang chaos dengan motor, berkendara dengan manuver zig-zag, melawan arah dan sebagainya. Termasuk di dalamnya terdapat ojek online atau ojol,” tutur Hyun dalam diskusinya dengan Mira Astriningsih saat pembukaan pameran.
Hyun menuturkan, terdapat kesamaan antara kondisi geologi Indonesia di ring of fire dan perekonomiannya yang direpresentasi pekerja paro waktu semacam ojol. ”Rentan, tidak stabil, dan kegentingan berada dalam satu tubuh,” terangnya.
Sementara itu, Public Relation Galeri Roh Adinda Yuwono mengatakan bahwa persiapan pameran memakan waktu lebih dari setahun. Prosesnya dimulai dari residensi empat bulan Hyun di Bandung. Tantangan utama meliputi kendala komunikasi lintas bahasa, pencarian bahan-bahan yang tidak mudah ditemukan, hingga penyesuaian konsep karya dengan konteks lokal. Salah satu bahan utama dalam pameran itu adalah sulfur yang menjadi simbol ketidakstabilan sekaligus kerapuhan.
“Proses kreatif di sini melibatkan improvisasi besar, termasuk mencari material seperti mobil bekas hingga elemen-elemen jalanan yang memiliki cerita lokal,” ungkap Adinda.
Salah satu lokasi mencari bahan adalah taman barang bekas di Parung, tempat Hyun menemukan berbagai benda yang akhirnya menjadi bagian karya.
Salah satu karya Hyun paling menonjol dalam pameran Kawah Ojol adalah Erupted. Karya itu tersusun dari barikade bekas demonstrasi omnibus law di Bandung. Barikade itu dipadukan dengan resin dan sulfur yang menciptakan efek visual yang seolah meleleh.
Visualisasi itu merupakan simbol dari rapuhnya tatanan sosial dan ekonomi. Karya tersebut juga mencerminkan ketegangan antara perubahan sosial dan hak pekerja yang kerap terabaikan.
“Sulfur, dengan warna kuning khasnya, menjadi elemen penting dalam pameran ini. Selain melambangkan kawah gunung berapi, material ini juga menyampaikan pesan tentang kerapuhan yang tersembunyi di balik permukaan kokoh,” kata Adinda.
Pameran ini menampilkan bagaimana seniman internasional seperti Hyun mampu menangkap esensi Indonesia dengan perspektif baru. Karya Hyun memang tidak hanya menyentuh isu lokal, tapi juga relevan dalam konteks global. Menjembatani seni dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan Kawah Ojol, Hyun Nahm menunjukkan bahwa ketidakstabilan bukan hanya ancaman. Ketidakstabilan dapat menjadi peluang menciptakan sesuatu yang bermakna. Seperti karya seninya yang kini bisa dinikmati. (idr/c17/kkn/jpg)

Baca Juga  Bertanam Italian Aubergine Violetta Di Firenze, si Ungu yang Manis
Bagikan:

Berita Terkini