Keyakinan bahwa kasus kematian Gamaa Rizkynata Oktafandy yang diduga direkayasa membuat keluarga tegas menolak permintaan perwakilan polisi untuk bungkam. Gamma bercita-cita jadi tentara sehingga aktif di kegiatan yang mengajarkan kedisiplinan dan ketahanan fisik seperti paskibra, Pramuka, dan silat.
IDA FADILAH, Semarang – AHMAD KHAIRUDIN, Sragen
JALANAN di depan sebuah minimarket di kawasan Jalan Candi Penataran Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, itu ditelusuri. Beberapa orang yang memiliki kesaksian penting ditemui. Sejumlah bukti pun dikantongi.
“Dari sana kami, keluarga, menilai pernyataan Kapolrestabes Semarang (Kombes Irwan Anwar) berbeda dengan fakta yang kami temukan di lokasi kejadian,” kata U, kerabat Gamma Rizkynata Oktafandy, yang diminta keluarga besar untuk mengumpulkan bukti dan kesaksian, kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Gamma, seorang anak tunggal, meninggal di rumah sakit setelah diduga ditembak personel Satnarkoba Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin pada Minggu (24/11) dini hari di depan minimarket di Jalan Candi Penataran Raya.
Robig juga menembak dua kawan sekolah Gamma lainnya di SMKN 4 Kota Semarang, tapi keduanya selamat. Dalam pernyataan persnya yang belakangan dimentahkan koleganya sendiri sesama polisi, Irwan menyebut Robig menembak karena diancam dengan senjata tajam saat berusaha melerai dua kelompok yang akan tawuran. Gamma disebut anggota salah satu geng.
Pernyataan Irwan langsung memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Sekolah dan para teman Gamma memastikan dia tak pernah ada catatan pelanggaran aturan sekolah atau kenakalan lain. Remaja 17 tahun itu, bersama dua kawannya yang ditembak Robig, juga aktif menjadi anggota paskibra sekolah.
Pihak keluarga menduga kasus ini telah direkayasa. Dimulai dari pernyataan Irwan hingga sejumlah kejanggalan lain. “Kami ingin nama baik Gamma dikembalikan. Dia bukan anggota gangster,” kata Agung, paman korban, kepada Jawa Pos Radar Semarang.
Keyakinan itu kian menggumpal setelah menyaksikan rekaman CCTV dari lokasi kejadian. Dari rekaman 41 detik itu terlihat bagaimana Gamma ditembak.
U menyebut bahwa tak ada perlawanan dari korban seperti yang disebutkan Kapolres Semarang beberapa waktu lalu. “Kalau dari polrestabes bilangnya korban melawan, lalu ditembak. Nah, ini ada videonya, melawan apa ndak?” ujar U ketika kali pertama memperlihatkan video itu kepada wartawan.
INTERVENSI POLISI
Yang lebih membuat keluarga geram, ada upaya polisi membungkam mereka. Perwakilan polisi yang ditemani seorang wartawan mendatangi mereka pada Senin (25/11) malam.
Mereka meminta keluarga mau menandatangani surat dan membuat video pernyataan agar tidak memperpanjang kasus tewasnya Gamma.
“Narasinya kami diminta membuat pernyataan bahwa kasus ini sudah selesai. Supaya tidak ke mana-mana, tidak berkembang. Suruh mengikhlaskan,” ujar U.
Selanjutnya, demi mengusut secara terang kasus itu, keluarga telah melaporkan kasus kematian Gamma ke Polda Jateng. Aipda Robig Zaenudin dilaporkan atas dugaan pembunuhan atau penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal.
HARAPAN KELUARGA
Siman, kakek Gamma dari pihak ayah, hanya bisa berharap agar proses hukum berjalan adil dan jujur. “Saya minta ditindak seadil-adilnya. Nyawa kok dibuat mainan, peluru kok dibuat mainan,” kata pria 72 tahun yang tinggal di Kampung Padas, Sine, Sragen, itu kepada Jawa Pos Radar Solo.
Karena terpisah jarak, Siman bertemu Gamma pada momen tertentu saja. Seperti saat liburan sekolah atau Idul Fitri. “Kalau ke sini ya sama keluarga, sama ayahnya,” tuturnya tentang sang cucu yang telah piatu tersebut.
Sementara itu, Agung mendesak agar tak cuma pelaku yang dihukum. “Kalau terjadi rekayasa kasus ini, rekayasa kejadian, yang terlibat dalam rekayasa tersebut juga harus ikut dihukum,” kata Agung.
Sang keponakan disebutnya bercita-cita menjadi tentara. “Karena itu, kegiatan yang dilaksanakan ya kegiatan sekolah yang mengajarkan kedisiplinan dan ketahanan fisik seperti paskibra, Pramuka, serta silat. Di rumah tidak ada atribut yang dikaitkan dengan gangster seperti kaus dan senjata tajam,” jelasnya. (ifa/ton/c19/ttg/jpg)