Herjun Atna Firdaus, Pembalap AHRT Ketiga Juara di Kelas AP250

PELUANG TERBAIK: Herjun Atna Firdaus beraksi dalam salah satu balapan ARRC 2024.

Herjun Atna Firdaus menjadi yang terbaik di kelas AP250 Asian Road Racing Championship setelah berjuang tiga musim. Terus berlatih sembari menunggu keputusan tim di balapan mana dia akan bertarung berikutnya.

 

ANTON HADIYANTO, Buriram

 

DUA hari balapan di Sirkuit Internasional Buriram, Thailand, berlangsung bak roller coaster bagi Herjun Atna Firdaus. Datang dengan posisi sebagai pemimpin klasemen, tapi sempat tergeser dan harus berjuang keras sampai balapan hari terakhir untuk memastikan gelar.

Pembalap Astra Honda Racing Team (AHRT) itu mengoleksi 132 poin menuju seri terakhir Asian Road Racing Championship (ARRC) 2024 di kelas AP250 di Sirkuit Internasional Buriram, Thailand.

Dia dibuntuti dengan ketat oleh rekan setim sekaligus juniornya, Muhammad Kiandra Ramadhipa, yang mengantongi 122 poin.

Tapi, konstelasi klasemen berubah setelah balapan pertama pada Sabtu (7/12). Herjun gagal podium atau mencapai tiga besar di race pertama tersebut. Lebih menegangkan baginya, balapan itu dimenangi Ramadhipa.

Herjun mengakhiri balapan di posisi keempat, yang artinya hanya menambah 13 poin. Sementara itu, Ramadhipa menambah 25 poin. Menuju balapan terakhir keesokan harinya, Ramadhipa berada di posisi teratas dengan 147 poin, dua angka di atas Herjun.

Kekecewaan terlihat jelas di raut wajah Herjun seusai balapan pertama itu. Dia meninggalkan garasi timnya dengan wajah tegang.

Baca Juga  Peringatan Hari Mangrove Sedunia Momentum Membangun Mental Peduli Lingkungan

“Tidak ada pilihan lain (untuk juara), selain harus menang besok (Minggu, race kedua). Harus lebih baik dari hari ini,” papar Herjun di belakang garasi saat ditemui Jawa Pos.

Keesokan harinya, pembalap kelahiran Pati, Jawa Tengah, itu muncul dengan mimik wajah penuh fokus. Tekad yang diungkapkan sehari sebelumnya dia bawa ke atas motor CBR250RR yang menjadi tunggangan andalan tim AHRT.

Dia sempat terjebak di tengah dan menyaksikan Ramadhipa di barisan depan yang berarti mengancam ambisinya meraih gelar juara.

Menuju lap ketiga balapan 10 putaran itu, dewi fortuna menunjukkan keberpihakan pada Herjun. Ramadhipa memutuskan keluar dari lomba. Masalah pada motor memaksanya menyerah.

Herjun pun tak perlu menang untuk memastikan gelar juara. Juara Asia yang dikejarnya selama tiga musim di kelas AP250.

“Sangat disayangkan (Ramadhipa tidak finis). Masalah yang sama menimpa motor saya, tapi tidak parah sehingga saya masih bisa finis,” tutur Herjun.

Pada akhir lomba, Herjun menempati posisi kedua. Tepat di belakang pembalap Vietnam Cao Viet Nam. Tapi, perolehan poinnya unggul jauh atas Ramadhipa yang melorot ke posisi ketiga klasemen akhir pembalap.

Baca Juga  Wisata Hibisc Fantasy Puncak Jadi Sasaran Pembongkaran

“Syukur alhamdulillah, hasil yang saya perjuangkan dalam tiga musim ini akhirnya dapat saya capai,” ungkap putra pasangan Eko Atmojo dan Puji Anawati itu. “Dukungan tim yang memberikan motor dan setting terbaik sepanjang tahun membuat semuanya terwujud. Juga doa dari keluarga di rumah,” tambahnya.

Herjun merupakan pembalap AHRT ketiga yang menjadi juara di kelas AP250. Sebelumnya ada Gerry Salim (2017) dan Rheza Danica Ahrens (2018 dan 2023).

Herjun pun tak berpuas diri dengan prestasinya saat ini. Juara Asia baru menjadi awal bagi karier yang ingin dikejarnya. “Kalau ada kesempatan ke Eropa dan balapan di sana, kenapa tidak?,” ujarnya.

Ambisi tersebut masih bergantung pada keputusan AHRT yang menaunginya. Seperti para seniornya, pembalap yang menunjukkan progres dan prestasi mendapatkan kesempatan belajar sekaligus bertarung di level yang lebih keras.

CEV European Championship di Spanyol atau Red Bull Motorbike Road Racing yang berlangsung di beberapa negara Eropa.

Gerry menimba pengalaman di CEV dan sempat mencicipi kerasnya persaingan Moto3 di grand prix balap motor. Sama seperti Dimas Ekky Pratama dan Andi Farid Izdihar di periode sebelumnya, 2016 hingga 2018.

Baca Juga  Guru Besar ITS Hendro Juwono Olah Limbah Plastik-Biomasa Jadi BBM Alternatif untuk Kendaraan

Sementara itu, Rheza belum sempat ke Eropa. Setelah juara pada 2023, dia naik kelas ke SS600 di ARRC 2024. Kalau boleh memilih, Herjun menyebut CEV jadi tujuannya. Lagi-lagi akan sangat bergantung pada evaluasi tim dan Honda.

“Saya tetap dan terus akan berlatih dan belajar lagi. Jadi, kalau kesempatan itu datang, saya sudah siap. Harus siap ke mana pun tim membawa saya,” ungkap Herjun.

Hal yang kurang lebih senada diungkapkan Manajer Motorsport Astra Honda Motor (AHM) yang menaungi AHRT, Rizky Christianto. Timnya masih harus berdiskusi panjang untuk menentukan pembalap yang akan berkompetisi di ajang mana saja. Contohnya, Herjun masih harus mempertahankan gelar atau naik kelas ke SS600, atau bahkan sudah pantas diberangkatkan ke Eropa.

“Begitu pula pembalap lain dan posisinya di kompetisi yang mana. Semoga awal tahun (2025) kami sudah bisa memastikannya,” tutur Rizky.

Menurut Rizky, penilaian tak bisa hanya didasarkan pada satu balapan. Banyak hal pula yang dipertimbangkan. Termasuk kesiapan mental pembalap. “Naik ke SS600 atau ke mana saja, yang jelas harus lebih baik dari sekarang,” tegas Rizky. (*/c19/ttg/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini