Respons publik terhadap kinerja Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat dicuplik dari komentar masyarakat di platform media sosial. Mulai dari Instagram, Twitter/X, Facebook Fanpage, dan Tiktok.
RAGAM komentar itu dijadikan Indonesia Social Insight (IDSIGHT) sebagai bahan riset untuk menilai publik terhadap kinerja Prabowo-Gibran pada pertengahan Januari 2025.
Direktur Komunikasi IDSIGHT Johan Santosa mengatakan, penilaian publik terhadap kinerja Presiden Prabowo Subianto (83,4 persen) dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (78,2 persen). Sementara itu, penilaian buruk berkisar 10 persen dan sisanya cenderung netral.
Berdasar laporan Data Digital Indonesia 2024 yang dirilis We Are Social menyatakan bahwa Instagram, Twitter/X, Facebook Fanpage, dan Tiktok merupakan platform paling banyak digunakan dan menjadi favorit masyarakat Indonesia dari rentang usia 14-64 tahun.
Analisis riset dibantu dengan mesin in-depth social media analytics yang bisa membaca isi percakapan dengan memahami emosi manusia. Meskipun tidak menggambarkan keseluruhan populasi, penggunaan media sosial di Indonesia mempunyai jangkauan yang sangat luas dan mencerminkan beragam opini publik.
Dengan mengkombinasikan persepsi yang terbentuk dari empat platform dengan karakteristik pengguna yang berbeda-beda, diasumsikan bisa didapatkan gambaran yang lebih objektif. “Tingginya penilaian terhadap kinerja Prabowo-Gibran mencerminkan keberlanjutan dari masa pemerintahan sebelumnya, di mana tingkat kepuasan publik sangat tinggi,” ungkap Johan Santosa.
“Program makan siang bergizi (MBG) atau yang sebelumnya populer disebut makan siang gratis menjadi program unggulan yang paling banyak mendapat dukungan publik selama masa kampanye,” jelas Johan.
Dalam 100 hari pemerintahan, program MBG mulai direalisasikan bertepatan dengan awal semester di mana anak-anak sekolah dari tingkat TK, PAUD, hingga SMA mulai masuk setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru. Target sasaran penerima program MBG juga mencakup pondok pesantren, ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak balita.
Dilaksanakan secara nasional, program MBG tahap awal ini belum menyasar banyak sekolah, serta ada sejumlah masalah seperti keterlambatan pengiriman, menu makanan yang kurang disukai anak-anak, dan tidak semua mendapatkan susu.
“Tetapi secara umum masyarakat memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas realisasi janji kampanye Prabowo-Gibran tersebut dan berharap cakupan penerima manfaat program MBG bisa diperluas ke seluruh sekolah dan daerah,” lanjut Johan.
Aspek yang paling menjadi kritik terhadap 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran adalah soal penegakan hukum dan korupsi, khususnya kasus PT Timah yang hampir mencapai Rp 300 triliun. Terbaru, kontroversi soal pagar laut Tangerang dengan dugaan keterlibatan pengembang PIK 2 yang mendapat fasilitas proyek strategis nasional (PSN) dari masa Jokowi.
“Publik mengharapkan ketegasan Prabowo dalam menyelesaikan kasus-kasus korupsi hingga perampasan aset hasil korupsi untuk dialihkan kepada program-program kesejahteraan rakyat,” tandas Johan.
Harapan juga diletakkan publik kepada kepemimpinan Prabowo-Gibran untuk menangani banyak persoalan di tingkat akar rumput.
“Hal ini mencerminkan perlunya perbaikan dalam birokrasi pelayanan publik agar tanggap dalam bekerja dan menjalankan program-program pemerintahan,” pungkas Johan. (jpg)