Detektif swasta sudah lumayan lama hadir di kota-kota besar dan jasanya kian dibutuhkan, 90 persen untuk menyelidiki perselingkuhan. Klien berasal dari berbagai kalangan dan kerahasiaannya sangat dijaga.
FERLYNDA PUTRI, Jakarta
SUAMI, istri, atau pasangan Anda ada tanda-tanda selingkuh? Daripada bersyak wasangka, lebih baik diselidiki. Kalau tak bisa melakukannya sendiri, tenang, sudah ada detektif swasta yang bisa disewa.
Ya, kalangan ”Sherlock Holmes” yang sebelumnya lebih identik dengan film atau novel itu hadir nyata, bahkan sudah lumayan lama. Dan, permintaan akan jasa mereka untuk menelisik kasus-kasus pribadi kian meningkat. Terutama di kota-kota besar.
“Hampir 90 persen kasus yang kami tangani berkaitan dengan perselingkuhan,” ujar Jessica, seorang detektif swasta yang berkarier sejak 2013, kepada Jawa Pos Rabu (5/2) pekan lalu.
Sesuai kesepakatan sebelum wawancara, Jessica tak mengizinkan untuk dikorek latar belakangnya. Dia juga hanya minta disebut sebagai Jessica, tanpa nama belakang.
Selain perselingkuhan, lanjut Jessica, kasus lain yang ditangani beragam. Mulai investigasi karyawan hingga urusan bisnis.
Dari pengalamannya selama ini, menyelidiki perselingkuhan bukan perkara mudah. Dibutuhkan kejelian, kesabaran, dan strategi yang matang.
Ada berbagai metode yang bisa digunakan dalam mengumpulkan bukti. Mulai pengintaian langsung hingga analisis digital. “Dulu teknologi belum secanggih sekarang. Kamera ponsel belum terlalu bagus, jadi kami masih pakai kamera digital kecil. Mencari alamat juga sulit karena Google Maps belum seperti sekarang. Kalau mau tahu lokasi, ya harus bertanya langsung ke orang-orang,” kenangnya.
Namun, kemajuan teknologi juga membawa tantangan baru. Menurut Jessica, masyarakat kini jadi lebih sadar akan jejak digital mereka. “Orang lebih berhati-hati. Dulu kalau mau foto, ya tinggal foto,” jelasnya.
Kerahasiaan Klien
Dalam menjalankan tugasnya, Jessica dan para kolega sangat menjaga kerahasiaan klien. Tim yang tergabung dalam detektifindonesia.com tersebut bekerja dalam lingkup yang sangat privat.
“Klien bisa siapa saja, mulai masyarakat umum, pengusaha, hingga selebriti. Itu sebabnya, kami tidak sembarangan menerima kasus atau merekrut orang baru dalam tim,” tegasnya.
Menurut dia, menjaga kerahasiaan bukan hanya soal profesionalisme, tapi juga menyangkut keselamatan. “Kami harus memastikan bahwa hasil investigasi hanya diketahui oleh klien. Kalau bocor, bisa berbahaya, baik bagi kami maupun klien itu sendiri,” katanya.
Jessica juga menuturkan, sebelum menerima kasus, dirinya dan tim selalu melakukan profiling terhadap klien. “Kami harus tahu apakah mereka benar-benar siap menerima hasil investigasi,” katanya.
Kadang ada klien yang emosional dan tidak bisa menerima kenyataan. “Itu yang kami hindari karena bisa berujung pada tindakan yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Ragam Kasus
Dalam perjalanannya sebagai detektif swasta, Jessica mengungkapkan bahwa banyak kasus unik yang pernah ditanganinya. Salah satu tren yang dia perhatikan adalah meningkatnya kasus perselingkuhan sesama jenis setelah pandemi Covid-19.
”Banyak pasangan yang baru sadar setelah sekian lama bahwa pasangannya ternyata memiliki hubungan dengan sesama jenis,” ujarnya.
Selain itu, ada kasus yang terpaksa dihentikan karena faktor di luar dugaan. Mereka pernah menginvestigasi seseorang yang diduga berselingkuh, tetapi dalam prosesnya, banyak kejadian aneh di lokasi pemantauan.
“Anggota tim tiba-tiba sakit tanpa alasan yang jelas, alat pemantauan mengalami gangguan yang tidak bisa dijelaskan, dan beberapa kejadian lain yang sulit dinalar. Akhirnya, kami memutuskan untuk menghentikan investigasi tersebut,” ungkapnya.
Meski demikian, sebagian besar kasus tetap bisa diselesaikan dengan hasil yang memuaskan. Jessica menekankan bahwa dalam setiap investigasi, kesabaran adalah kunci.
“Tidak semua bukti bisa didapat dalam satu atau dua hari. Ada kasus yang selesai dalam hitungan minggu, ada juga yang butuh waktu lebih lama. Semua tergantung kondisi di lapangan,” jelasnya.
Mengenai biaya, Jessica menyebut tidak ada harga pasti. Sebab, setiap kasus memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Ada yang hanya butuh pengawasan satu atau dua hari, tapi ada juga yang harus dipantau selama berminggu-minggu.
Dia juga menekankan bahwa klien harus memahami risiko dalam investigasi. “Semakin lama pengawasan, semakin banyak bukti yang bisa dikumpulkan. Tapi, di sisi lain, risikonya juga semakin tinggi,” katanya.
Bisa saja target sadar sedang diawasi dan menjadi lebih waspada. Karena itulah, mereka selalu berdiskusi dengan klien sebelum memutuskan langkah terbaik yang harus diambil. “Yang ngeri itu kalau berurusan dengan mereka yang punya kuasa atau uang. Kadang bukan mereka langsung yang turun tangan,” bebernya.
Meski penuh tantangan, Jessica tetap enjoy menekuni profesinya sebagai detektif swasta. Profesi tersebut bukan hanya soal membongkar perselingkuhan, tapi juga tentang membantu orang menemukan kepastian dalam hidup mereka.
Banyak klien yang merasa lebih tenang setelah mendapatkan jawaban yang selama ini mereka cari. Dia percaya selama masih ada ketidakpastian dalam hubungan dan bisnis, profesi ini akan tetap ada.
Selain itu, teknologi boleh berubah, tantangan boleh semakin sulit, tapi kebutuhan akan investigasi menurutnya tidak akan pernah hilang. “Selama itu masih dibutuhkan, detektif swasta akan selalu punya tempat,” ujarnya. (*/c19/ttg/jpg)