Menyusuri Rumah Cut Nyak Dien ”Museum”-nya Sejarah Perjuangan sang Ratu Aceh

KOKOH: Rumah Cut Nyak Dien disangga oleh 65 pilar yang terbuat dari kayu ulin.

Destinasi yang satu ini terbilang komplet. Sebab, selain menawarkan wisata edukasi tentang perjuangan para tokoh dan rakyat Serambi Makkah, juga menyajikan begitu majunya peradaban Nusantara di masa itu.

 

MEMANDANG rumah Cut Nyak Dien yang terletak di Desa Lampisang itu seakan menunjukkan bagaimana kuatnya ketokohan sang pahlawan nasional. Sebuah panggung beratap rumbia dan disangga oleh 65 tiang kayu ulin.

Rumah itu didominasi warna hitam yang dipadu dekorasi khas Aceh yang artistik. Sajian tersebut seakan menunjukkan sebuah harmoni tentang karakter Cut Nyak Dien yang dikenal berani, tegar, tapi peduli pada keindahan.

Rumah seluas 25 meter x 17 meter itu memiliki lima ruangan. Salah satunya adalah ruang tamu di bagian depan bangunan. Di ruangan tersebut, pengunjung bakal disuguhi foto-foto bersejarah tentang sosok Cut Nyak Dien, sang suami Teuku Umar, serta tokoh-tokoh dan para pejuang Aceh. Foto-foto itu terpasang rapi di sepanjang dinding.

Baca Juga  330 Pasangan yang Ikuti Isbat Nikah Massal di Surabaya, Ada Yang Ramai-Ramai Diantar 4 Anak dan 10 Cucu

Di sudut lainnya, traveler juga bisa menyaksikan sebuah sumur di bagian pojok luar rumah. Hingga kini air sumur itu masih melimpah ruah. Tak sedikit pengunjung yang meminumnya. Selain untuk melepas dahaga, juga menapaktilasi perjuangan Cut Nyak Dien dan para pengikutnya.

“Banyak yang minum dan menyegarkan diri dengan air sumur ini. Asli dibangun Cut Nyak Dien,” kata Asiah, juru pelihara (jupel) rumah Cut Nyak Dien.

Sejumlah sudut ruangan itu juga dijadikan tempat penyimpanan aneka benda pusaka. Yang cukup banyak adalah aneka senjata khas Aceh yang dipakai untuk melawan penjajah Belanda. Mulai parang singrong, parang cot lamtreng, parang ladieng, hingga tombak.

Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan ragam benda-benda peninggalan Cut Nyak Dien lainnya. Salah satunya adalah perabot yang terbuat dari keramik. Seluruh benda tersebut seakan menjadi bukti bagaimana majunya peradaban masyarakat Aceh di masa itu.

Baca Juga  Srikandi TNI AL Uly Laliya Catat Sejarah Baru, Jadi PIO Wanita Satu-Satunya dalam Satgas UNIFIL

Sebenarnya, rumah megah itu sempat tak berbentuk akibat dibakar penjajah Belanda pada 1896 silam. Berdasar sejarah, pembakaran tersebut mereka lakukan akibat gagal menangkap Cut Nyak Dien.

Barulah pada 1987 rumah tersebut dipugar berdasar sisa-sisa fondasi yang masih terlihat. Dari pemugaran itulah, akhirnya ditemukan berbagai barang simpanan Cut Nyak Dien.

Dari hasil kajian para peneliti, diperkirakan sang Ratu Aceh sengaja mengubur berbagai barang tersebut. “Agar tidak diambil Belanda. Sebab, saat itu Cut Nyak Dien dalam pelarian,” kata perempuan yang sudah menjaga rumah Cut Nyak Dien selama 18 tahun tersebut. (dir/c6/ris/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini