Berkah Ramadan dari FYP TikTok, Diah Cookies Banjir Orderan Kue Lebaran

OMZET MELONJAK: Kunci sukses dari bisnis kuliner Diah Cookies berkah dari pemanfaatan media sosial.

Usaha kuliner mendapatkan berkah selama bulan suci Ramadhan. Mereka kerap mendapat banyak pesanan dan pembeli dari bisnisnya. Contohnya, usaha kue kering Diah Cookie.

SELAMA bulan penuh berkah ini omzet Diah Cookies mengalami lonjakan. Padahal usaha yang dimiliki Diah Arfianti itu berada di dalam gang, yakni di Jalan Ketandan Baru II – 6A, Surabaya. Namun, toko itu selalu saja terlihat padat pengunjung.

Diah Arfianti mengaku membangun bisnis dari mulai berjualan di teras rumah. Kini kue kering buatannya menjadi incaran khususnya saat Ramadan. Menurut dia, kunci sukses dari bisnis kulinernya itu berkah dari pemanfaatan media sosial (medsos).

Tahun lalu lonjakan di Diah Cookies pembeli baru terjadi menjelang H-7 Lebaran. Kini peningkatan penjualan sudah terasa sejak awal Ramadan. “Tahun ini dari awal puasa saja sudah ramai. Omzetnya jauh lebih baik dibanding tahun lalu,” ujar Diah.

Diah berbagi cerita soal strategi bisnisnya hingga omzetnya di Ramadan tahun ini melimpah. Semua itu berkat strategi pemasaran digital yang lebih agresif, khususnya melalui TikTok.

Baca Juga  330 Pasangan yang Ikuti Isbat Nikah Massal di Surabaya, Ada Yang Ramai-Ramai Diantar 4 Anak dan 10 Cucu

Sebelumnya, Diah Cookies hanya mengandalkan Instagram dan influencer untuk promosi. Namun, sejak Desember 2024, mereka mulai gencar di TikTok. Hasilnya, video antrean panjang pelanggan tahun lalu yang diunggah ke TikTok berhasil masuk For You Page (FYP) dan menarik perhatian banyak calon pembeli.

“Dulu kami pakai influencer, tapi tahun ini kami manfaatkan konten organik di TikTok. Salah satu video antrean panjang pelanggan tahun lalu yang viral di FYP membuat orang penasaran. Sekarang banyak pelanggan baru yang datang,” ungkapnya.

Diah mengaku beberapa kali memanfaatkan fitur live di TikTok. Selain itu, kedatangan influencer King Abdi juga membawa berkah tersendiri. Jangkauan konsumen semakin luas. Tidak hanya dari Surabaya saja, kini banyak pelanggan yang datang dari Sidoarjo, Gresik, hingga Mojokerto.

“King Abdi cerita, sebelumnya sering mendapat hampers dari mertuanya dan akhirnya memutuskan datang langsung ke toko. Beliau juga lihat langsung proses produksi kami,” terang Diah.

Saat ini terdapat 28 varian kue kering yang dipasarkan Diah Cookie. Lima varian paling laku adalah nastar, kastengel, choco stick, red velvet, dan sagu keju. Hal lain yang menjadi perhatian Diah adalah menyediakan toples ukuran kecil. Sehingga customer baru bisa coba-coba tanpa harus menguras kocek. Harganya mulai Rp 65 ribu – Rp 120 ribu.

Baca Juga  Setelah Juara di Asia Tenggara, Mimpi Timnas Futsal Target Tembus Final Piala Asia 2026 di Kandang Sendiri

Ramadan tidak hanya membawa berkah bagi pebisnis kuliner, tetapi juga bagi masyarakat sekitar tempat usaha itu sendiri. Masyarakat di sekitar Jalan Ketandan Baru II-6A, Surabaya, mendapat berkah dari ramainya pembeli di toko kue Diah Cookies.

Pabrikan kue rumahan itu memanfaatkan warga setempat sebagai karyawan produksi. Mayoritas berasal dari ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di lingkungan sekitar.

“Di bagian produksi, banyak yang dari warga sekitar, termasuk wakil RT yang bertugas di bagian oven. Di toko juga ada empat orang pegawai yang semuanya dari lingkungan sekitar,” ujar Diah Arfianti.

Dengan memberdayakan warga sekitar, mereka tidak perlu bepergian jauh untuk mencari pekerjaan dan bisa tetap membantu ekonomi keluarga. “Kami memang mengutamakan warga sekitar, agar tidak perlu transportasi jauh. Alhamdulillah, ini juga membawa manfaat bagi mereka,” tambahnya.

Baca Juga  DKPP Surabaya Budi Daya 23 Jenis Tanaman Obat Keluarga: Koleksi Paling Langka, Empat Indukan Kunyit Hitam

Selain membuka lapangan kerja, Diah Cookies juga menjadi pusat pergerakan ekonomi kecil di lingkungan sekitar. Setiap tahun, menjelang Lebaran, banyak pedagang kecil ikut merasakan berkah dari ramainya pelanggan yang datang.

Diah mengaku sering membuka bazar kecil-kecilan di sekitar toko. Bazar itu mengakomodir warga sekitar. “Kami persilakan warga untuk jualan di sekitar pintu masuk. Ada yang jualan gorengan, sate-satean, dan macam-macam es. Bahkan ada juga warga sekitar yang menitipkan produknya ke toko seperti lemper, sus, es podeng, dan brownies,” jelas Diah.

Dengan banyaknya pelanggan yang datang, pedagang kecil mendapatkan pemasukan tambahan. “Karena banyak orang datang, jualan mereka jadi lebih laris. Bahkan yang jualan es sampai habis 100 gelas, lumayan untuk tambahan penghasilan mereka,” tambahnya.

Diah Cookies sendiri selalu berbagi dengan masyarakat sekitar di momen Ramadan dan Lebaran. “Setiap tahun, kami selalu berusaha berbagi. Ini bukan sekadar bisnis, tapi bagaimana kami bisa memberi manfaat lebih banyak untuk orang lain,” pungkasnya. (jpg)

Bagikan:

Berita Terkini