Didik Mulyadi sudah tiga tahun terakhir menjadi instruktur atau pelatih musik bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di empat titik Rumah Anak Prestasi (RAP) se-Surabaya. Ratusan anak tersebut dilatih vokal, hingga instrumen gitar, piano, bass, serta drum. Hasilnya, saat ini mereka sering pentas dengan membawakan lagu bergenre pop rock.
DIAN WAHYU PRATAMA
SIANG itu, Didik Mulyadi mulai melatih salah satu anak berkebutuhan khusus menggebuk drum. Selang beberapa menit, giliran ABK dilatih instrumen gitar, bass, dan piano. Terakhir, beberapa ABK lainnya mulai dilatih olah vokal. “Durasi setiap latihan dua jam lebih,” paparnya kemarin.
Didik mengungkapkan rutinitas melatih ABK di RAP se-Surabaya sudah dilakukan sejak berdirinya tempat tersebut. Kurang lebih, selama tiga tahun terakhir, anak tuna netra, autis, hingga slow learner dilatih vokal hingga instrumen. Hasilnya, kini mereka sering tampil di beragam pementasan dan kegiatan pemkot. “Rencana pekan depan kami akan tampil kembali,” tuturnya.
Total 100 ABK dari RAP Nginden, Kedung Cowek, Dukuh Menanggal, hingga Sonowijenan dilatih olehnya. Didik mengungkapkan menjadi instruktur musik ABK tidak mudah. Namun baginya, itulah letak kreativitasnya muncul. Sebelum memberikan materi, pria berusia 55 tahun itu memiliki tips tersendiri agar pembelajaran dapat maksimal.
“Saya selalu berkomunikasi dengan orang tua, untuk mengetahui karakter anak dulu. Khususnya anak autis,” paparnya.
Setelah mengetahui karakter, Didik mulai menyesuaikan penyampaian materi. Di samping itu, dia mengajak orang tua untuk ikut dalam pembelajaran. “Di rumah, kami meminta orang tua juga melatih anaknya,” tambahnya.
Didik mengungkapkan anak yang berkebutuhan khusus autis lebih banyak memainkan instrumen. Sedangkan yang lain, seperti tunanetra lebih banyak berolah vokal. “Beberapa tunanetra juga ada yang main instrumen,” tuturnya.
Sejak awal, para ABK dilatih memainkan lagu bergenre pop rock. Didik mengatakan jenis musik tersebut dinilai sesuai dengan keinginan anak-anak. “Sementara ini mereka lebih mendalami lagu pop rock,” tambahnya.
Beberapa lagu hits seperti Hotel California yang dinyanyikan oleh Eagles hingga lagu dari Bryan Adams masuk sebagai song list ketika pementasan. Didik mengungkapkan dalam sekali pentas, anak didiknya dapat mempersembahkan hingga tujuh lagu.
“Targetnya dalam waktu dekat menguasai lagu Queen. Jadi naik level,” tuturnya.
Dalam sepekan, dirinya membagi waktu mengajar ABK di empat RAP. Senin, Kamis, dan Sabtu di Nginden. Jumat di Kedung Cowek, Selasa di Sonowijenan, dan Rabu di Dukuh Menanggal. “Paling hanya di Nginden,” tambahnya.
Selain menjadi instruktur di RAP, Didik juga menjadi pengajar musik di Bibit Unggul. Dirinya mengungkapkan menjadi instruktur musik di Dinsos sejak 2010. “Mulai dari anak-anak jalanan hingga ABK pernah saya latih,” tuturnya.
Baginya, menjadi kebahagiaan tersendiri saat melihat anak didiknya berhasil tampil di pentas. Rencana dalam waktu dekat, dia akan membuat channel sosmed khusus mempublikasi penampilan para ABK dari RAP. “Mereka (ABK, Red) bila dididik dengan serius akan lebih keren,” ungkapnya. (jpg)