Merawat Kucing di tengah Kehadiran Balita, Jadi Teman Main Bayi hingga Penghilang Stres

HIDUP BERSAMA: Elvi Robiatul Adawiyah bersama Gunawan, suami, kedua anak, dan anabulnya. Pasutri tersebut menganggap kucing bukan sekadar hewan peliharaan, namun sudah bagian dari keluarga.

Memelihara kucing di saat memiliki balita menjadi tantangan bagi Elvi Robiatul Adawiyah dan Gunawan Wibisono, suaminya. Selain rajin bersih-bersih, mereka juga memastikan bahwa buah hatinya bisa berteman dengan Thomas dan Charlie.

 

DI sebuah rumah mungil di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, suasana pagi hari selalu riuh. Tangis, tawa, dan… suara mengeong. Di rumah itu, pasangan muda Elvi dan Gunawan tinggal bersama dua balita mereka Azkiara Telaga Wibisono dan Izkian Gunung Wibisono, serta dua kucing kesayangan, Thomas dan Charlie.

Suara Dengkuran jadi Penenang

Bagi Elvi dan Gunawan, membesarkan balita sambil menjadi pawrents adalah rutinitas yang penuh tantangan namun menyenangkan. “Memang agak repot, budget juga jadi lebih. Tapi, kami sudah sayang Thomas dan Charlie,” ujarnya kepada Jawa Pos, Sabtu (5/4).

Kucing, kata Elvi, bukan sekadar hewan peliharaan. Momen-momen kecil yang dilalui bersama Thomas dan Charlie menjadi stress release. Suara dengkuran (purring) kucing ternyata bukan cuma menggemaskan, namun juga menenangkan. “Si kakak (Azkiara, Red) bahkan bilang anabul itu adek-adeknya. Karena kakak sudah biasa interaksi dengan kucing, dia senang kalau sudah elus-elus kucing. Untungnya kucingku semua rajin kami mandikan, jadi semuanya tenang,” tuturnya.

Baca Juga  Bertanam Bonsai Santigi, si Kulit Kering bak Pohon Tua

Ekstra Jaga Kebersihan

Kehadiran dua makhluk berbulu itu membuat Elvi harus ekstra dalam menjaga kebersihan. Terutama di area bermain anak. Penempatan litter box di sudut khusus yang aman dari jangkauan balita. Makanan dan minuman kucing juga ditaruh di posisi yang mudah dijangkau oleh si kucing, bukan si kecil.

Dari interaksi bersama dua kucingnya, baik Azkiara maupun Izkian, belajar mengenal perasaan dan empati. Kedua bocah itu seolah tahu kapan harus bersikap lembut, dan ketika kucingnya butuh ruang. Elvi meyakini, kehadiran Thomas dan Charlie memberi kontribusi besar dalam tumbuh kembang anak-anaknya. “Thomas itu manja sekali. Dia hanya mau bila kami yang memandikan. Kalau dibawa grooming ke pet shop pasti cranky. Karena bonding dengan kami dan anak-anak itu sangat dekat,” tuturnya.

Baca Juga  Gaya Japandi, Hunian Ramah Lingkungan dengan Sirap Kayu Ulin pada Fasad

Kucing Tak Boleh Tidur di Kasur Anak

Meski begitu, Elvi dan Gunawan menetapkan beberapa peraturan untuk anabul. Baik Thomas dan Charlie tidak diperbolehkan tidur di kasur Azkiara maupun Izkian. Beruntung, tak ada anggota keluarga yang memiliki alergi khusus. Dengan begitu interaksi antara anabul dan si kecil tetap bisa terjaga dengan baik.

“Anabulku itu suka sekali sama bayi, bayiku juga suka sama mereka. Karena sedekat itu interaksi sejak saat aku hamil. Jadi terbawa sampai sekarang. Tapi yang jelas harus rajin bersih-bersih, aku sampai punya tiga jenis vacuum cleaner karena punya kucing,” jelasnya. (dee/ai)

Baca Juga  Berkah Ramadan dari FYP TikTok, Diah Cookies Banjir Orderan Kue Lebaran

PELIHARAN KUCING SAAT PUNYA BAYI:

Kebersihan merupakan hal yang mutlak. Letakkan litter box dan makanan/minuman anabul di posisi yang tak terjangkau oleh balita.

Sedia vacuum cleaner atau lint roller agar bulu kucing tak bertebaran.

Ganti sprei secara rutin, minimal 1 minggu sekali atau tergantung kebutuhan.

Bila perlu, sediakan air purifier. Beberapa jenis air purifier juga menyediakan fitur menyaring bulu binatang peliharaan.

Jadwalkan pemberian obat kutu dan vaksin untuk anabul secara rutin.

Biasakan bayi untuk rutin cuci tangan sebelum makan, mengingat adanya interaksi dengan anabul.

Dalam beberapa kondisi, penting untuk menjaga interaksi antara bayi dengan kucing liar agar menjaga kemungkinan tak terjangkit parasite satu sama lain.

Sumber: Elvi Robiatul Adawiyah

Bagikan:

Berita Terkini