Agam yang Ikut dalam Tim Evakuasi Jenazah Juliana Marins di Gunung Rinjani Terima Penghargaan

DIBERI PENGHARGAAN: Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni (dua dari kanan) bersama Abd Haris Agam (kaos hitam) di Jakarta, Selasa (1/7).

Proses evakuasi Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang meninggal akibat terjatuh di Gunung Rinjani, memunculkan nama Abd. Haris Agam. Namanya viral sampai ke negeri Samba, julukan Brasil. Pemerintah Indonesia juga memberikan penghargaan untuk Agam, beserta tim SAR lainnya.

 

SEPERTI diketahui dalam proses evakuasi jenazah Juliana, melibatkan banyak tim SAR. Di antara tim SAR tersebut ada yang turun sampai ke lokasi di mana jenazah Juliana ditemukan. Agam merupakan salah satu relawan yang ikut turun melakukan evakuasi jenazah Juliana.

Secara khusus Agam beserta sejumlah tim SAR yang berhasil evakuasi jenazah Juliana diundang ke Jakarta. Mereka menerima penghargaan khusus dari pemerintah melalui Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Penghargaan itu diberikan langsung oleh Menhut Raja Juli Antoni pada Selasa (1/7).

Dalam kesempatan itu Agam atau yang akrab disapa Agam Rinjani mengatakan, rasa terima kasihnya kepada Pemerintah atas perhatian dan apresiasi yang telah diberikan. Dia juga berharap tidak ada lagi korban lain seperti Juliana.

Baca Juga  Sejarah dan Makna Pacu Jalur yang Kini Menarik Perhatian Dunia

Dia mewakili tim relawan beserta tim gabungan yang membantu evakuasi Juliana sangat berterima kasih kepada pemerintah telah mengundang ke Jakarta. “Kami ke sini paling tidak liat kota-kota. Kalau di sana (di kampung halaman) kita lihatnya gunung-gunung saja. Semoga tidak ada Juliana-juliana lain,” ujar Agam.

Sementara itu Menhut Raja Juli Antoni mengatakan salah satu hal kekuatan Indonesia adalah kerelawanan dan kerjasama antar semua pihak. “Kalau tidak ada masyarakat sipil, relawan yang terlibat dengan panggilan nurani, rasa kemanusiaan, pekerjaan kami di (kementerian) kehutanan tidak ada apa-apanya,” ujar Raja.

Dia mengatakan penghargaan itu diberikan kepada 15 orang perwakilan dari tim SAR gabungan yang bertugas di lapangan. Raja mengatakan kejadian jatuhnya Juliana di Gunung Rinjani itu, memberikan berbagai pelajaran.

Salah satunya yaitu pentingnya rasa kemanusiaan. Sebab menurutnya rasa kemanusiaan tidak hanya mengatasi ketakutan. Tetapi bisa mengalahkan rintangan namun juga mengatasi suku, agama dan warga negara.

Baca Juga  DeLiang Al Farabi, Penulis Cilik Asal Indonesia yang Telah Terbitkan Puluhan Buku Berbahasa Inggris

“Kemanusiaan itu juga mengatasi ketakutan dan mengalahkan rintangan-rintangan yang tidak sederhana dan itu dibuktikan oleh bapak-bapak, sekalian saya angkat topi dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” tuturnya.

Pelajaran yang kedua adalah menunjukkan kepada bangsa Indonesia, bahwa negara Indonesia memiliki modal social capital yaitu kerelawanan. “Basarnas kita luar biasa memiliki kapasitas dan kapabilitas yang luar biasa, sudah diakui oleh dunia internasional,” katanya.

Tetapi dengan rentang dan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, tentu juga tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri. Oleh karena itu spirit kerelawanan yang ditunjukkan Agam dan kawan-kawan menjadi sangat relevan untuk mengatasi banyak persoalan di Indonesia.

Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi’i menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim evakuasi yang telah bertugas. Dia mengatakan penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi karena telah bekerja dan membawa nama baik negara.

Baca Juga  Anggrek Hybrid Istimewa untuk Istri Wali Kota Surabaya, Hasil Persilangan Dendrobium Artic dan Khanza

“Hal ini tidak lain karena negara hadir untuk mengapresiasi Tim SAR yang sudah bekerja sama dengan baik,” jelasnya.

Selain Agam, yang mendapatkan penghargaan di antaranya adalah Muhamad Hariyadi selaku Kepala Kantor SAR Mataram. Kemudian Herna Hadi Prasetyo, rekan Agam di Rinjani Squard. Kemudian ada Hadiyansah dari LORAC, Haryadi Gustio Syafly dari Balai TN Gunung Rinjani, dan Mustiadi dari EMHC.

Berikutnya ada Kafid As’ Adib dari Kantor SAR Mataram, I Gede Lanus dari Kantor SAR Mataram, dan Samsul Padli dari Unit SAR Lombok Timur. Kemudian ada Gunawan Qausari dari Damkar Lombok Timur, Muhammad Saopil Amri dari Unit SAR Lombok Timur, serta Brigadir Harial Anugrah dari Brimob KOMPI 3 Yon B NTB. (jpg)

Bagikan:

Berita Terkini