Sempat Pingsan, Eli Mawaddah Kuatkan Diri untuk Memandikan dan Mengafani Jenazah Ibu

NAHAS DI TURUNAN: Fortuner yang kecelakaan di Poncokusuma, Kabupaten Malang, diangkut truk setelah dievakuasi kemarin (14/5). Mobil tersebut mengangkut sembilan orang.

Ibu dan kakak Eli Mawaddah mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang setelah ngunduh mantu di Lumajang. Eli dijemput kerabat ke Malang dan hanya diberi tahu bahwa ibunya terserempet saja.

 

NABILA AMELAI, Kabupaten Malang Retno Dyah Agustina, Surabaya

 

HINGGA Selasa (14/5) sore, para pelayat masih berdatangan ke rumah di Jalan Hayam Wuruk RT 1, RW 1, Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu.

Di sanalah Sulimah, satu di antara sembilan korban kecelakaan di simpang tiga Dusun Jarak Ijo, Desa Ngadas, Kabupaten Malang, yang masih masuk kawasan hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Di rumah itu pula, Eli Mawaddah, anak bungsu perempuan 57 tahun tersebut, dirundung kedukaan sangat mendalam. Sebab, dia tidak hanya kehilangan sang ibu, Sulimah. Dalam kecelakaan yang terjadi pada Senin (13/5) sore tersebut, kakak sulung Eli yang bernama M. Mushili Irvani juga meninggal.

Yang lebih mengguncang Eli, kecelakaan itu terjadi sepekan setelah pernikahannya. Persisnya ketika sang ibu dan rombongan baru pulang mengantarkan dia dan suami ke kampung halaman suami di Lumajang, Jawa Timur.

Baca Juga  Memulai dari Langkah Kecil, Sampah yang Dikelola dari Hulu Memberi Hasil Besar untuk Emak-Emak

Namun, Eli berupaya terlihat tegar. Setiap ditanya pelayat, Eli menjawab dengan nada tegas. “Lek aku gak kuat, sopo sing arep ngemongi? Lek aku ambruk pisan ya opo? (Kalau saya tidak kuat, siapa yang mau merawat? Kalau saya ambruk juga bagaimana?),” ucap dia kepada dua sahabatnya yang melayat.

Eli kemudian menceritakan kecelakaan yang menimpa Sulimah dan Irvan. Kejadian itu bermula saat mereka pergi ke kampung halaman suami Eli di Lumajang untuk ngunduh mantu pada Minggu (12/5).

Mereka berangkat dengan beberapa iring-iringan kendaraan melalui Jalan Raya Dampit–Lumajang atau Piket Nol.

Dalam iring-iringan, ada Imriti Yasin Ali Rahbini, pengemudi Fortuner yang mengalami kecelakaan. Perempuan 51 tahun itu kerabat dekat Sulimah. Mereka saling kenal karena dulu Imriti diasuh ibunda Sulimah.

Baca Juga  330 Pasangan yang Ikuti Isbat Nikah Massal di Surabaya, Ada Yang Ramai-Ramai Diantar 4 Anak dan 10 Cucu

Imriti tercatat warga Perumahan Gunungsari Indah, Surabaya. Tapi, Slamet Widodo, ketua RT setempat, menyebut sudah enam tahun dia tak tinggal di sana. Rumahnya ditempati sang anak, Fayat.

“Paling sebulan hanya sekali ke sini,” kata Slamet kepada Jawa Pos kemarin.

Fayat, lanjut Slamet, sedang berada di Jakarta, untuk mengurus keberangkatan haji. “Fayat dan ayahnya, Pak Sarkowi, punya agen perjalanan haji dan umrah. Pak Sarkowi sudah sekitar sebulan berada di Arab Saudi,” ujar Slamet.

Ke Lumajang, Imriti membawa serta anak perempuannya yang bernama Fatin, 33. Lalu, dua cucunya, yakni Nafla Syakira, 8, dan Naila Salsabila, 6. Rombongan juga ditemani Tutik Kuntiarini yang merupakan tetangga Sulimah. Dia turut membawa anak bungsunya yang bernama Hafis Muhammad Rafif Afkari, 7. Selain itu, ada Siti Aminah. Siti adalah istri Irvan.

Namun, pada Senin sore Sulimah memutuskan untuk kembali ke Malang terlebih dahulu. Dia kembali bersama Imriti, Irvan, Fatin, Nafla, Naila, Siti, Tutik, dan Hafis menggunakan mobil Fortuner yang disopiri Imriti. Sebab, Imriti ingin mampir ke kerabat Sulimah di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Baca Juga  Ketika Siswa Sekolah Alam Pacitan Menginap di Desa, Berkemah sembari Menjaga Lingkungan, dan Menjelajah Alam

Sekitar pukul 21.00 WIB, kerabat lain menyusul Eli ke Lumajang. Mereka meminta Eli segera kembali ke Malang. “Kerabat saya cuma bilang, ayo nyambangi ibu. Tapi, enggak memberi tahu detail. Hanya bilang kalau ibu keserempet,” ungkapnya.

Eli kemudian tiba di Malang Senin sekitar pukul 23.00 WIB. Tidak lama setelah tiba di rumah, Eli mendengar suara ambulans. Dia melihat ada empat ambulans di gang depan rumahnya.

Rupanya ambulans-ambulans tersebut membawa jenazah Sulimah, Tutik, Irvan, dan Imriti. Mengetahui hal itu, Eli langsung histeris dan jatuh tak sadarkan diri.

Saat ditawari untuk memandikan Sulimah, Eli mengiyakan. “Keluarga sebenarnya khawatir saya ambruk lagi, tapi saya menguatkan diri untuk memandikan, mengafani, memberi parfum, hingga memasangkan kapas. Karena kapan lagi saya berbakti kepada ibu?” tuturnya. (*/c7/ttg/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini