Indonesia akan menghadapi ageing population pada 2045. Yang mana populasi penduduk berusia lanjut mencapai 20 persen. Ketika kebanyakan lowongan pekerjaan mensyaratkan batasan pelamar berusia muda, inisiasi membuka kesempatan bekerja bagi lansia menjadi fenomena segar yang menarik perhatian.
BERKUNJUNG ke negara tetangga, Singapura, atau Jepang, melihat para lansia yang tetap aktif bekerja merupakan pemandangan yang tidak asing. Meski belum banyak, fenomena serupa kini mulai dijumpai di tanah air.
Djonni Iskandar sibuk membuat order dan melayani pengunjung di Ebiga Jjamppong Lippo Mall Puri, Jakarta Barat. Meski usianya sudah 69 tahun, Djonni masih gesit melakukan pekerjaannya. Apalagi, pengunjung restoran mi asal Korea Selatan sore itu sedang ramai.
“Tugas saya sebagai server antara lain menerima tamu, bikin order, antar makanan, dan bersih-bersih meja. Jadi, sebenarnya cukup ringan,” kata Djonni saat ditemui Jawa Pos, Sabtu (31/8). Dia merasa senang dan bersyukur mendapat kesempatan bekerja kembali di usianya yang sudah hampir kepala tujuh itu.
Bekerja di sektor food and beverage (FnB) menjadi hal baru baginya. Ayah empat anak yang sebelumnya berkarier sebagai bankir itu tidak malu meminta bimbingan dari rekan-rekan kerjanya yang notabene usia mereka sepantaran dengan usia anak Djonni.
“Saya bilang juga ke teman-teman kerja untuk tidak sungkan menegur kalau saya berbuat kesalahan,” ujarnya, lantas tersenyum.
Pekerjaan sebagai pramusaji diakui membuatnya belajar makin rendah hati. “Walaupun kalau dibandingkan pekerjaan ketika muda, saya dulu pimpinan. Sekarang saya mau belajar lebih rendah hati,” ungkap Djonni yang pernah menjabat sebagai analis kredit hingga pimpinan kantor cabang salah satu bank di Jakarta.
Pengalamannya di industri sektor jasa keuangan membentuk karakter disiplin, terbuka, dan jujur. Menurut dia, bekerja di usia lansia menjadi salah satu usaha agar tidak cepat pikun. “Pikun sih pasti suatu saat nanti. Tapi mungkin bisa lebih lama karena saya masih aktif menggunakan pikiran juga,” ujarnya.
Djonni merupakan salah seorang yang mengikuti program ”Saya Lansia, Saya Aktif” inisiasi Boga Group berupa peluang bekerja bagi lansia usia 60 tahun ke atas untuk posisi server.
“Kami meyakini banyak lansia yang justru lebih kompeten karena lebih berpengalaman,” tutur Presiden Direktur Boga Group Kusnadi Raharja sebagaimana dikutip dari akun media sosial Boga Group.
Calon pelamar harus menjalani tes kesehatan dan persetujuan pihak keluarga. Bekerja sebagai pramusaji di Ebiga Jjamppong bagi lansia hanya 5 hari kerja selama sepekan. Dengan periode kerja selama 6 jam per hari, sudah termasuk 1 jam untuk istirahat. Masuk pukul 11.00 dan pulang pukul 17.00.
“Tapi, kalau misalnya saya ada keperluan keluarga, saya bisa tukar hari. Misalnya saya Senin dan Kamis libur, jika hari Minggu kadang-kadang ada acara keluarga, saya tukar. Jadi, Senin saya masuk,” jelasnya.
Saat proses interview, recruiter dari Boga Group juga menawarkan penempatan yang dekat dengan rumahnya di Bojong Indah, Cengkareng. “Kalau yang paling dekat ya di Lippo saya bilang. Tapi saya belum tahu masuknya di Ebiga. Cuma saya tahu Boga Group banyak restonya di Lippo Mall Puri,” bebernya.
Sebelum diterima, Djonni menjalani tes elektrokardiogram atau EKG. Prosedur medis itu dilakukan untuk memeriksa fungsi jantung. Mengingat, aktivitas pekerjaan menuntut kemampuan fisik yang bugar.
Djonni mulai bekerja sejak 22 Juli lalu. Dia menikmati prosesnya. Menjalani setiap pekerjaan. Boga Group juga memberi kelonggaran jika karyawan lansia merasa tidak sanggup. Bisa mengajukan pengunduran diri setidaknya dua pekan sebelumnya (two week notice).
Poin-poin itu yang juga menjadi pertimbangan keluarganya. Termasuk keempat anak Djonni yang mengizinkannya masih terus bekerja. “Selama ini saya masih enjoy terus. Kalau memang saya rasa nggak kuat, ya nggak usah dipaksain. Daripada nanti malah jadi beban juga kalau sampai sakit,” ucapnya. Dia bahkan sudah berencana untuk merayakan ulang tahun ke-70 bersama keluarga di resto tempatnya bekerja pada 16 September nanti.
Program ”Saya Lansia, Saya Aktif” yang dilakoni Djonni banyak mendapat komentar positif dari para pengunjung restoran. Ada yang kagum, memberi semangat, simpati, bahkan mengira Djonni adalah pemilik restoran. “Ya saya jawab bukan, hahaha. Senang juga mendapat perhatian dari orang-orang yang datang ke sini, umumnya simpati dan apresiasi,” ujarnya bahagia. (han/c17/nor/jpg)