Cerita Lanjut Usia Kembali Bekerja di Kafe (2-Habis), Perlakukan Pelanggan seperti Keluarga

NILAI LEBIH: Wasinah dan Rustinah diajak pelanggan Uma Oma Cafe berfoto bareng. Dua karyawan lansia tersebut sering jadi teman ngobrol dan tempat curhat pelanggan.

Populasi penduduk berusia lanjut saat ini mencapai 20 persen. Bahkan, untuk lowongan pekerjaan lebih banyak mensyaratkan batasan pelamar berusia muda. Hal itu pun menginisiasi bagi lansia untuk membuka kesempatan bekerja.

 

SENYUM merekah dari Rustinah, 82, ketika bertugas di Uma OMa Cafe, kawasan Blok M, Jakarta Selatan, sore itu.

“Bagaimana kabarnya hari ini? Jangan bekerja berlebihan. Tetap istirahat dan kalau kangen Oma bisa ke sini,” ujarnya kepada salah seorang pengunjung kafe yang kemudian memeluknya.

Memperlakukan konsumen bak keluarga sendiri merupakan salah satu kelebihan karyawan lansia. Nilai lebih itu yang lantas membuatnya menjadi tempat curhat. Barangkali banyak yang teringat nenek di kampung halaman. “Iya, jadi nambah anak dan cucu,” ujarnya, lantas tertawa.

Baca Juga  ”Tukar Guling” Polri dan Kepolisian Thailand untuk Memburu Gembong Narkoba Fredy Pratama

Kemampuan Rustinah itu melebihi karyawan lainnya. Ada sekat kekakuan yang bisa ditembus para lansia berpengalaman. Hal itu menjadi pertimbangan penting untuk semakin membuka peluang kerja bagi lansia. Bahkan, pembatasan usia kerja perlu kembali direnungkan.

“Bagi saya bekerja di Uma Oma Cafe sebuah penyemangat,” ujarnya.

Tidak ada kata lelah. Kendati memang fisik perlu dijaga. Dia mengakui sebagai lansia justru lebih baik bekerja. Karena banyak lansia justru kesepian di rumahnya. “Seperti saya, anak dan cucu sudah tinggal dengan keluarga masing-masing,” tuturnya.

Baca Juga  Gaya Japandi, Hunian Ramah Lingkungan dengan Sirap Kayu Ulin pada Fasad

Hal serupa diungkapkan Wasinah, 78, yang memiliki pengalaman puluhan tahun bekerja di restoran. Bekerja kembali di restoran memberikan makna istimewa untuknya. “Saya memang sangat suka bekerja, bertemu orang baru dan melayani,” ujarnya.

Tidak hanya pengalaman bekerja di restoran, nenek dari 25 cucu dan 7 cicit itu juga mengerahkan pengalamannya sendiri dalam berjualan. “Saya bekerja seperti jualan punya sendiri. Semua harus dengan hati,” tuturnya.

Baca Juga  Membentuk Iguana untuk Siap Kontes, Kandang Aman Gesekan Cegah Kerusakan Anatomi

Menurutnya, penting bagi lansia untuk bekerja. Tidak sekadar untuk beraktivitas, namun juga menuangkan keterampilan yang dimiliki untuk membantu kesuksesan sebuah usaha. “Jadi, tolong berikan peluang pada para lansia,” ujarnya.

Fenomena lansia bekerja disambut respons positif dari para pengunjung. Mereka intens datang untuk memberikan dukungan sekaligus membangun interaksi yang lekat dengan para karyawan lansia. (idr/c17/nor/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini