Menikmati Perjalanan Kereta Pariwisata Jalur Stasiun Gambir–Sukabumi dengan Gerbong Panoramic, Nikmati Pemandangan Gunung-Sungai

PANDANGAN LUAS: Gerbong kereta panoramic yang menjadi rangkaian luar biasa jalur Stasiun Gambir-Sukabumi menjadi salah satu daya tarik (11/9).

Perjalanan kereta api (KA) ternyata bisa menjadi wahana wisata. KA Pariwisata memiliki rangkaian gerbong istimewa dengan jalur di luar kebiasaan.

 

ILHAM WANCOKOJakarta-Sukabumi

 

MELANCONG menggunakan kereta api tentu sudah biasa. Tapi, terasa istimewa jika menumpang kereta luar biasa (KLB) yang dikelola PT Kereta Api Pariwisata (KA Wisata). Rangkaian gerbong terdiri atas dining on train, kereta wisata tematik Bali, gerbong panoramic, dan terakhir adalah priority.

Gerbong dining on train berkapasitas 16 orang. Kursi berbeda dengan kereta penumpang lainnya. Bentuknya besar bak kursi-kursi gaya Eropa dengan dominasi warna biru. Di dinding gerbong terdapat lampu-lampu ala Eropa yang membuat terasa mewah.

Terdapat meja bar di tengah gerbong. Tata letak itu memudahkan penumpang untuk memesan makanan, sekaligus bagi pelayannya.

Gerbong tematik Bali memiliki desain ruangan dan ukiran khas Pulau Dewata. Kursinya didesain semacam sofa. Penumpang pun merasa berada di ruang tamu yang besar. Selain itu, terdapat ruang khusus seperti kereta zaman dulu dengan kapasitas empat orang dan di tengahnya terdapat meja.

Baca Juga  Karya-Karya Anak Bangsa Mewarnai Kunjungan Paus: Maung Jadi SCV 1, Kursi Paus Asli dari Semarang

Kemudian, terdapat gerbong panoramic. Ini adalah salah satu yang paling menyedot perhatian masyarakat. Sebab, desainnya mendukung untuk menikmati pemandangan selama perjalanan kereta api. Apalagi, jalur Stasiun Gambir–Sukabumi menawarkan pemandangan pegunungan dan sungai.

Di atas gerbong terdapat jendela kaca yang bisa digunakan mengintip kondisi langit. Di kanan-kiri penumpang ada jendela superbesar dengan kualitas kecerahan sangat bagus.

Yang terakhir adalah priority. Rangkaian kereta ini memiliki kelebihan soal hiburan, di mana setiap orang menikmati satu layar kecil di depannya. Persis seperti di pesawat terbang. Belum lagi terdapat dua layar besar di setiap ujung gerbong.

Direktur PT KA Wisata Hendy Helmy menuturkan, perjalanan kemarin (11/9) dilakukan dalam rangka merayakan hari ulang tahun KA Wisata yang ke-15 sejak berdiri 8 September 2009. “Ini adalah momen di mana kita mengapresiasi terhadap apa yang telah diberikan kepada masyarakat,” katanya.

Baca Juga  Anak-Anak yang Alami Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal

Perjalanan kereta dari Gambir sampai Sukabumi adalah perjalanan kali pertama KA Wisata. “Kita berjalan dengan tujuh rangkaian. Satu gerbong dining on train, satu tematik Bali, satu panoramic, dan empat priority,’’ tuturnya.

Hendy mengatakan, jalur Stasiun Gambir menuju Stasiun Sukabumi kini tidak bisa digunakan secara umum. Sebab, hanya bisa ditempuh dengan kereta listrik menuju Bogor. Barulah dilanjutkan dengan KA Pangrango, yang melayani rute Bogor–Sukabumi. “Kalau saya tidak salah dengar ya perjalanan kereta api awalnya memang dibangun pertama itu dari Jakarta menuju Bandung itu di sini,’’ ungkapnya.

Lalu, setelah beberapa kali ada peristiwa tertentu, akhirnya jalur itu mulai tidak digunakan. Karena itu, lanjut dia, menggunakan jalur Gambir–Sukabumi tentu istimewa.

“Untuk sisi panorama, sebenarnya bisa menghidupkan kembali jalur Jakarta–Bandung sebagai alternatif jalur melalui Sukabumi. Saya lihat jalur-jalur Sukabumi, ini tidak kalah menarik dengan jalur yang sudah ada saat ini karena lihat pemandangan air dan lain-lainnya cukup bagus untuk kita bisa explore, sebagai tempat tujuan wisata atau perjalanan wisata,’’ terangnya.

Baca Juga  Apresiasi Kebijakan Pangan dan Pertanian di era Jokowi

Dirut PT KAI Didiek Hartantyo menambahkan, KAI terus melakukan inovasi untuk melakukan transformasi layanan kereta api. “Kami pernah ajak berbagai pejabat perusahaan kereta api luar negeri ke Indonesia. Menggunakan KLB juga,’’ ungkapnya.

Responsnya begitu positif. Bahkan, mereka kaget dengan perkembangan kereta di Indonesia. “Saat itu kami perlihatkan konektivitas kereta api sekaligus berbagai model kereta atau gerbong. Dari dining on train, panoramic, dan kereta wisata. Mereka mau belajar lho ke KAI,” katanya.

Bahkan, lanjut Didiek, perkeretaapian Indonesia secara kualitas tidak kalah dengan Eropa. Bisa dicek bangunan stasiun, lokomotif dan gerbong, serta kebersihan infrastruktur. “Malahan toilet-toilet kereta di Eropa itu berbayar. Indonesia gratis,’’ sebutnya.

Saat ini, target penumpang kereta tahun 2024 mencapai lebih dari 450 juta orang. Penumpang mancanegara sudah mencapai lebih dari 450 ribu orang. “Tentunya semua itu akan ditingkatkan, karena kereta api Indonesia ini menjadi daya tarik untuk luar negeri,’’ pungkasnya. (*/c17/dio/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini