Marissa Haque dalam Kenangan Keluarga dan Sahabat, Sampai Pengujung Usia Bersemangat Gelar Profesor

KESEDIHAN TAK TERHINGGA: Ikang Fawzi diapit kedua putri, Bella (kiri) dan Chiki, di hadapan jenazah Marissa Haque di rumah duka di Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (2/10).

Marissa Haque bicara tentang mati syahid ketika kali terakhir mentraktir dua mahasiswinya sarapan. Sosok yang profesional di semua bidang yang digeluti

 

SHAFA NADIAJakarta

 

DI hadapan jenazah istrinya, Marissa Haque, di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, kemarin (2/10) Ikang Fawzi adalah Sipon, yang merindukan suaminya, Wiji Thukul, di pengujung film Istirahatlah Kata-Kata: ”Aku nggak mau kamu pergi…”.

Dari kedua mata rocker senior itu, terbaca jelas kesedihan yang tak terjamah kata-kata. Kehilangan yang tak akan mungkin tergantikan. Seperti Sipon yang menerawang, berbicara dengan suaminya yang dia tak tahu berada di mana.

Sembari sesekali menyeka air mata di pipi, Ikang turut turun mengantarkan tubuh perempuan yang telah memberinya dua anak perempuan itu ke liang lahad.

“Aku beruntung bisa menjadi suamimu. 38 tahun bersama, kau wanita yang hebat, kuat, dan luar biasa baik,” ucap Ikang.

Marissa meninggal dunia di rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. “Menurut keluarga, kalau dilihat meninggalnya tuh sudah tidak bergerak pas di rumah. Cuma, untuk memastikan kondisi terakhirnya ya dibawa ke rumah sakit,” ungkap Soraya Haque, adik Marissa.

Keluarga membawa mantan anggota DPR itu ke Rumah Sakit Premier, Bintaro. Surat keterangan menyatakan, aktris, politikus, dan akademisi tersebut tutup usia kemarin dini hari pukul 00.43 WIB.

Baca Juga  Membuat Taman Minimalis: Outdoor Pilih Cemara Udang, Palem dan Kaktus untuk Indoor

Aktris peraih Piala Citra untuk Pemeran Pendukung Wanita Terbaik di film Tinggal Landas Buat Kekasih (1985) itu meninggal dunia tanpa menunjukkan gejala sakit apa pun. “Aku ikhlas karena Allah lebih mencintai dia. Marissa Haque, I love you forever and ever. I love you, love,” tutur Ikang.

Komitmen Menimba Ilmu

Sampai akhir hayat di usianya yang ke-61, Ikang mengenang semangat sang istri untuk menimba ilmu. “Dia berusaha mendapatkan gelar profesor. Di titik itulah saya bilang istri saya sangat berbeda,” tutur pelantun lagu Selamat Malam itu.

Marissa sulung dari tiga bersaudara. Seperti dirinya, kedua adiknya, Soraya dan Shahnaz Haque, juga sempat terjun di dunia hiburan. Seperti Marissa pula, Soraya (Ekky Soekarno) dan Syahnaz (Gilang Ramadhan) juga bersuami musisi.

Meski tidak pernah memuji secara langsung, Marissa sering kali membanggakan saudara kandungnya kepada orang lain. “Ketika saya memeluk jenazah, anak-anaknya dan Ikang bilang, ’Ibu itu paling bangga sama adik-adiknya’. Tapi, kakak saya nggak pernah ngomong gitu, tipenya memang perempuan tangan besi, tapi hatinya lembut. Mungkin ini yang menyebabkan kenangan saya bahwa kakak saya adalah perempuan yang unik,” ucap Shahnaz.

Baca Juga  Arif Rahman Hakim: Bukti Anak Desa Bisa Bersinar di Indonesia

Chikita Fawzi, putri bungsunya, mengungkapkan bahwa TPU Tanah Kusir merupakan pilihan sekaligus wasiat pesan yang ditinggalkan almarhum dua pekan sebelum wafat. “Biar anak-anak sering ngunjungin, katanya. Kalau di Karet, jauh,” ucapnya sembari menangis.

Tak hanya itu, dia juga menyatakan masih ada harapan sang ibunda yang belum bisa diwujudkan olehnya hingga mengembuskan napas terakhir. Yakni, menyaksikan anak-anaknya menikah.

Pendidikan adalah salah satu passion terbesar Marissa. Beberapa jam sebelum meninggal, aktris yang sudah membintangi puluhan film itu masih aktif mengajar sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School.

Habibah, salah seorang mahasiswinya, menceritakan bahwa Marissa sering kali mengeluhkan tentang kondisinya selama dua minggu terakhir saat mengajar. “Nggak (sakit, Red), beliau segar, tapi agak beda. Beliau ngomong udah lima watt, capek aja,” ucapnya.

Di hari terakhir mengajar, Risya, mahasiswinya yang lain, mengenang ibu dua anak tersebut datang terlambat. Menurutnya, itu sangat tidak biasa. Sebab, selama ini almarhumah selalu datang tepat waktu.

“Kemarin tumben terlambat 20 menit. Kami juga kaget. Pas datang minta maaf, katanya capek. Isi kelas sebelumnya juga nggak semangat. Beliau bilang, kalian nanti tanya jawab aja, ya,” ungkap Risya.

Baca Juga  Penghobi Tanaman Surabaya Manfaatkan Kayu sebagai Media Tanam, Tonjolkan Kombinasi Supaya Artistik dan Natural

Kepada Risya dan Habibah, almarhumah sempat menyampaikan hajatnya meminta didoakan ketika sudah tak lagi bernyawa. Permintaan itu diucapkan ketika mereka ditraktir sarapan bareng di kampus pada Senin (30/9).

Bahkan, di momen terakhir itu, Marissa menyatakan harapannya untuk mati syahid. “Ibu juga bilang, ’nggak apa kalau ini meninggal habis traktir kalian. Ibunya mati syahid karena habis traktir kalian yang sedang menuntut ilmu. Apalagi yang ngekos dan rumahnya jauh’,” kenang Risya.

Anies Baswedan turut melayat ke rumah duka. “Kami sekeluarga dekat ketika kami sama-sama kuliah di Amerika Serikat,” tutur Anies.

Di matanya, Marissa sosok yang berdedikasi besar terhadap profesi. Dengan jabatan dan kewenangan yang dimiliki, almarhumah kerap memanfaatkannya untuk menyuarakan isu-isu sosial.

“Ini menunjukkan bahwa hidupnya adalah hidup yang memberikan manfaat,” papar Anies.

Aktris sekaligus politikus Wanda Hamidah kali terakhir bertemu almarhumah dalam Aksi Bela Palestina bulan lalu. “Beliau sosok yang inspiratif buat saya. Selain public figure, beliau juga seorang artis yang berdedikasi dalam dunia sosial dan politik,” kata Wanda. (*/c6/ttg/jpg)

Bagikan:

Berita Terkini