TARAKAN – Enam orang ditetapkan tersangka dugaan pengeroyokan di salah satu klub malam, di Jalan Gunung Selatan, Kelurahan Kampung Satu Skip, Tarakan Tengah. Diketahui aksi pengeroyokan tersebut terjadi sekitar pukul 02.47 Wita, Minggu (28/4).
Kapolres Tarakan AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar melalui Kasat Reskrim AKP Randhya Sakthika Putra mengatakan, saat itu korban melihat teman wanitanya berdebat dengan salah seorang tersangka. Alasannya, karena tersangka melihat wanita tersebut merekam saat sedang berjoget.
“Datanglah korban untuk melerai. Karena tidak senang dilerai, tersangka langsung memukul diikuti dengan teman-temannya. Aksi itu sempat dilerai dan kedua belah pihak dibawa keluar hall. Tapi di luar sempat berkelahi lagi,” tuturnya, Jumat (3/5).
Korban akhirnya melapor ke Polres Tarakan dan langsung dilakukan penyelidikan. Tersangka berinisial BM (39) yang pertama kali diamankan Unit Resmob Satreskrim Polres Tarakan, Selasa (30/4). Sisanya tersangka berinisial HF (20), MA (23), RR (20), RT (21), dan YA (22) diantarkan keluarganya masing-masing untuk menyerahkan diri ke Polres Tarakan. Sebab ada dugaan para tersangka akan melarikan diri ke luar Tarakan.
Keenam tersangka akhirnya mengakui dan melakukan pemukulan kepada korbannya berinisial M. Awalnya BM yang pertama kali memukul korban. Korban M mengalami luka lebam dibagian wajah, hidung dan dagu. Diduga akibat pemukulan menggunakan tangan.
“Setelah kami lakukan pemeriksaan, tidak ada wanita itu merekam tersangka. Dia hanya merekam video biasa dan dipublish ke insta story. Tidak ada niat sedikit pun merekan tersangka. Namun karena tersangka terpengaruh alkohol, disitulah cekcok adu mulut dan berakhir pemukulan,” jelasnya.
Pengungkapan kasus tersebut, terungkap dari rekaman CCTV. Polisi juga sempat memasang garis polisi di klub malam, namun sudah dibuka kembali, Kamis (2/5). Rata-rata para tersangka bekerja sebagai nelayan dan mahasiswa. “Para tersangka ini memang berteman. Kami sangkakan pasal 170 ayat 1 KUHPidana. Dengan ancaman 5 tahun penjara,” jelasnya.
Meski sudah melepas garis polisi, pihaknya akan memastikan kembali sistem pengamanan di klub malam. Sebab klub malam tersebut seringkali terjadi perkelahian. Bahkan pemilik klub malam sudah dilakukan pemeriksaan. “Kalau terjadi lagi, bakal kami police line lebih lama lagi,” tegasnya. (kn-2)