TARAKAN – Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 2025 tidak turun signifikan. Meski nilai fluktuatif, angka APBD dipastikan akan terus naik.
“Kenyataannya APBD kita naik kok, jadi normatif. Biasa bulan ini turun dan bulan berikutnya akan naik. Jadi tidak ada masalah dan bukan karena kinerja. Tapi dari pendapatan yang kita peroleh, tidak cukup atau perimbangan yang kita dapati tidak seberapa. Hingga kita tidak maksimal,” ujar Ketua DPRD Kaltara Achmad Djufrie, Senin (25/11) lalu.
Ia menegaskan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kaltara terus meningkat. Hal ini didorong dengan adanya perusahaan baru yang masuk di Kaltara. Salah satunya perusahaan tambang hingga Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kabupaten Bulungan.
“Kami terus mendorong Pemerintah Provinsi Kaltara untuk giat mencari investor. Mendatangkan investor dari luar untuk membangun di Kaltara,” tegasnya.
Dalam meningkatkan PAD, pihaknya fokus mendongkrak pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi khususnya dana bagi hasil (DBH). Tahun ini Praticipating Interest (PI) sebesar 10 persen akan terus diupayakan. Tak hanya itu, carbon rate juga akan diupayakan untuk meningkatkan PAD.
Terkait PAD dari sektor perikanan, sarang burung walet dan rumput laut saat ini masih mengikuti perkembangan pasar dunia. Sebab produk perikanan di Kaltara dilakukan ekspor ke luar negeri. Biasanya perkembangan ekonomi dunia fluktuatif.
“Harga kelapa sawit pun turun naik, itu biasa. Suatu saat nanti kita besar kok, tunggu saja inshaallah. Tapi saat ini ada wakil kita di DPR RI yang akan bantu daerah ini agar maksimal. Hasilnya masih dalam proses semua,” ucapnya. (adv)