TARAKAN – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kaltara dan Sinema Bona Fortuna menggelar sosialisasi pengawasan partisipatif. Uniknya sosialisasi ini dikemas melalui ruang sinema dengan menonton film alternatif bertemakan pemilihan.
Sebanyak empat film bercerita secara linier soal hiruk pikuk pemilihan dari masing-masing wilayah di Indonesia serta hal-hal yang dialaminya. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekretariat Bawaslu Kaltara Rusdiansyah mengatakan, edukasi dan sosialisasi tentang pencegahan lewat pemutaran film ini sangat baru bagi lembaga pengawas pemilihan umum (Pemilu). Sosialisasi ini bentuk kegiatan bersifat tidak formal.
Menurut Rusdiansyah, lewat sinema atau ruang pemutaran film seperti ini menjadikan penonton melihat diri sendiri atau merefleksikan hal-hal yang terjadi di dirinya tanpa digurui oleh siapapun.
“Kita kayak melihat diri kita sendiri. Siapa sih yang menggurui kita, ternyata tidak ada. Hanya kita saja sendiri yang menilai, ternyata kita melihat diri sendiri atau refleksi,” bebernya.
Di tempat yang sama, Ketua Sinema Bona Fortuna Rohil Fidiawan mengatakan, kegiatan ini memberi warna baru pada program-program sosialisasi dari perspektif berbeda. Termasuk yang dilakukan lembaga seperti Bawaslu Kaltara sebagai pengawas pada Pilkada 2024.
“Bahwa sejatinya, konsep-konsep sosialisasi itu ketika dikemas dengan santai dan membuka ruang diskusi seperti ini sangat menarik. Terlepas efektif atau tidak, film-film alternatif yang diputar dengan tema pemilihan dari seluruh Indonesia ini jadi refleksi baru dalam memantik diskusi dan wacana diluar filmnya,” ungkapnya.
Rohil berharap, ke depan lewat wahana pemutaran film-film alternatif jadi sarana yang menarik. Untuk intensitas dikusi wacana baru untuk segala persoalan lainnya, bukan hanya sosialisasi pemilu.
“Karena dengan film-film alternatif yang terkurasi dan di program dari jaringan komunitas film bisa membuka diskusi yang menarik. Seperti tadi, ketika kami membicarakan soal isu di film teman-teman Bawaslu menjelaskan dengan aturan pencegahan, dan pengawasan. Jadi, terhubung sangat baik diskusinya. Apalagi mayoritas dihadiri teman-teman mahasiswa dan pegiat literasi, bahkan dosen,” tutupnya. (kn-2)