TANJUNG SELOR – Warga yang bermukim di Blok G1 PT Prima Bahagia Permai, Desa Sajau Hilir, Kecamatan Tanjung Palas Timur, digegerkan dengan penemuan sesosok mayat dengan kondisi gantung diri, sekitar pukul 09.30 Wita, Sabtu (21/12) lalu.
Korban diketahui bernama Satim, 40, yang bekerja di perusahaan tersebut. Dikatakan PS Kasi Humas Polresta Bulungan Ipda Magdalena Lawai, awalnya korban keluar mess menggunakan sepeda motor dan sempat bertemu dengan sesama pekerja berinisial NN.
Sebelum adanya kejadian tersebut, korban pun sempat bertemu rekan kerja lainnya yang merupakan seorang perempuan berinisial YI. “Sejam kemudian, korban ini pergi ke arah G1 dan bertemu mandor panen. Bahkan korban sempat mengobrol dengan mandor tersebut. Korban menanyakan karyawan yang mau panen,” terang Magdalena.
Selangkah kemudian, keduanya pun pergi ke lokasi panen di Blok F1, E1a dan E1b. Tapi tak sampai di lokasi panen, keduanya terpisah jalur. Asisten korban berinisial RN mencari korban dikarenakan tidak mengikuti apel pagi saat itu.
“Pada pukul 11.00 Wita itu, asisten korban berupaya mencari korban karena ada tamu dari koperasi. Asisten korban dibantu karyawan lainnya lakukan pencarian,” tuturnya.
Namun, salah seorang karyawan telah melihat korban dengan kondisi tergantung di sebuah pohon. Dengan penemuan korban yang tergantung tersebut, para karyawan melaporkan ke pihak kepolisian. “Korban ditemukan dalam keadaan lidah yang tergigit. Kemudian, telah dilakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara),” tuturnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban ternyata sering meminjam uang kepada Chip Security PT Prima Bahagia Permai sebanyak 3 kali. Pertama itu, meminjam Rp 3 juta, tapi sudah lunas. Kedua kalinya korban pinjam lagi Rp 3 juta dan sudah dilunasi. Lalu, pinjaman ketiga itu sebesar Rp 5 juta, tapi sampai sekarang belum dilunasi.
“Korban membayarkan hutang itu setelah gajian. Korban pun meminjam uang kepada istrinya Rp 1 juta dan belum dibayar,” imbuhnya.
Dari kejadian ini, polisi pun telah meminta keterangan kepada 5 saksi yang merupakan sesama pekerja di PT Prima Bahagia Permai. Motif korban nekat mengakhiri hidup, karena sakit yang dialami tidak kunjung sembuh. (kn-2)