Suhu Panas di Kaltara Maksimal 34,8 Derajat Celsius

TARAKAN – Pada tahun 2024, curah hujan maksimum harian yang terjadi di wilayah Kaltara mencapai 140 mili meter (mm) 26 Mei 2024. Sementara curah hujan maksimum dasarian pada 1 Oktober 2024 sebesar 258,6 mm.

“Adapun curah hujan maksimum bulanan tercatat pada Mei 2024 530,8 mm dan jumlah curah hujan selama tahun 2024 4309,85 mm. Sementara ada juga penguapan tertinggi terjadi pada 24 Maret 2024 yaitu sebesar 23 mm,” ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi, Kamis (2/1).

Baca Juga  Bentuk Karakter Anak Demi Hindari Narkotika

Ia menegaskan, curah hujan mengalami peningkatan dibanding tahun 2024 lalu. Hal ini mengacu pada kejadian benacana longsor maupun banjir akibat curah hujan yang tinggi. Sementara suhu di Kaltara yang terukur sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 28,2 derajat celsius. Adapun suhu maksimal, 34,8 derajat celsius di tanggal 16 September 2024 dan suhu minimal yaitu 22,9 derajat celsius pada 31 Agustus 2024.

“Adapun untuk tekanan, tekanan maksimum terjadi di tanggal 26 Januari 2024 yaitu berada di angka 1016,7 HPA dan tekanan minimum tanggal 17 September 2024, 1001,6 HPA,” sebutnya.

Baca Juga  Siapkan TPS Mobile ke Rutan Polresta Bulungan

BMKG Tarakan turut mencatat guntur sebanyak 70 kali sepanjang tahun 2024 dan kecepatan angin maksimum 37 km per jam di tahun 2024. Pada sepekan ke depan, wilayah Kaltara umumnya didominasi hujan ringan. Hujan sedang dan lebat diprediksi terjadi pada sore hingga dini hari.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem dan dampak yang timbulkan. Seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan pohon tumbang,” tegasnya.

Baca Juga  Antisipasi Fluktuasi Harga

Khilmi menegaskan, angin kencang tidak terjadi secara berkepanjangan. Khusus penerbangan, pihaknya selalu memperbarui data angin setiap 30 menit. Terkecuali ada cuaca ekstrem atau angin kencang, perkembangan cuaca terus diperbarui.

“Kalau angin dari dan ke arah laut, dan angin melebihi batas, maka akan mengganggu aktivitas landing. Memang ada potensi, namun tidak terus menerus atau fluktuatif,” pungkasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini