Realisasi Pendapatan Bea Cukai Rp 29,7 Miliar

KENAIKAN TARGET: Bea Cukai Tarakan mengalami penambahan target menjadi Rp 29.367.039.000 yang diredistribusi dari kantor pusat.

TARAKAN – Target penerimaan atau pendapatan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tarakan pada tahun 2024 sebesar Rp 29.367.039.000 dan dapat direalisasi Rp 29.790.804.000. Artinya ada kenaikan 101,44 persen pendapatan.

“Ini ada perubahan distribusi target awal sebesar Rp 17.859.575.000. Kemudian diredistribusi dari kantor pusat, Bea Cukai Tarakan mengalami penambahan target menjadi Rp 29.367.039.000,” ujar Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tarakan, Andy Herwanto, Selasa (7/1) lalu.

Baca Juga  Meriah, Launching Jingle dan Maskot Pilkada Bulungan

Sementara target bea masuk Rp 29.213.208.000 dan bisa direalisasikan sebanyak Rp 27.825.603.000 di tahun 2024. Sehingga pihaknya hanya mampu menyelesaikan target 95,25 persen. Ia mengakui, jika target awal sebelum dilakukan redistribusi, capaian realisasi mencapai 150 persen.

Meski begitu, berbanding terbalik dengan adanya pendapatan dari bea keluar yang ditargetkan Rp 4.141.923.000 dan berhasil direalisasikan hanya Rp 141.051.000. Sementara pendapatan cukai yang sebelumnya tidak mendapat target, tahun 2024 ditarget Rp 13.308.000 dan terealisasi Rp 428.880.000. Sehingga pendapatan cukai naik hingga 104,76 persen.

Baca Juga  PJU Polda Kaltara Dirotasi

“Jadi total realisasi dirata-rata 101,44 persen. Sementara bea keluar turun karena dulu ada bea keluar CPO (Crude Palm Oil) atau minyak kelapa sawit. Karena di Tarakan sudah tidak ada dan mengandalkan bea keluar dari kayu olahan yang ekspor ke Jepang,” jelasnya.

Diketahui komoditas bea masuk yang dilayani Bea Cukai Tarakan yakni berupa mesin, barang besi baja dan batu kerikil. Komoditi tersebut akan disebar juga di beberapa wilayah sekitar Tarakan. Termasuk proyek strategis nasional yang ada di Kaltara.

Baca Juga  Tak Berizin, Ratusan Miras Disita Petugas

Lebih lanjut, kata Andi, pihaknya terus melakukan evaluasi melalui manajemen risiko. Selain itu melakukan peningkatan pelayanan dan pengawasan.

“Penerimaan ini targetnya kan dari pusat. Kami hanya melakukan usaha maksimal untuk memenuhi target penerimaan. Seperti contoh kami awalnya ditarget Rp 17 miliar dan diredistribusi ulang Rp 20 miliar. Berarti penerimaan bea masuk di Tarakan masih bisa memenuhi target,” harapnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini