TARAKAN – Dua atlet panahan Kalimantan Utara (Kaltara), yakni Dzakiya Amalia Putri dan Dzakira Aulia Putri diproyeksikan mewakili Indonesia dalam seleksi Asian Youth 2025.
Saat ini, keduanya tengah menjalani Training Center (TC) di Jogyakarta. Asian Youth Panahan merupakan pertandingan yang diikuti oleh atlet muda Asia. Kompetisi ini merupakan bagian dari Asian Youth Games (AYG) yang diadakan setiap empat tahun sekali.
Kepala Pelatih Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kaltara Andi Prasetyo mengatakan, anak asuhnya dilatih oleh mantan pelatih Pelatnas atas nama Hendra Purnama. Ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri, lantaran atlet asal Kabupaten Malinau tersebut akan bertanding membawa nama Indonesia.
“Asean Youth dilaksanakan sekitar November itu di Tiongkok. Jadi seleksinya kemungkinan di Juli atau Agustus,” katanya, Minggu (2/2).
Diketahui, Dzakiya dan Dzakira menyabet emas di PON XXI Aceh-Sumut 2024 pada nomor beregu putri divisi nasional. Sehingga dua srikandi tersebut direkomendasikan oleh pelatih asal Jogyakarta untuk mengikuti seleksinya kejuaraan internasional.
“Ada pelatih PON kita di Jogyakarta yang merekomendasikan. Sebenarnya TCnya itu 3 tahun tapi dipercepat. Mereka sudah TC sejak Desember 2024. Ini pertama kalinya kirim atlet ke TC nasional, pertama kalinya juga dapat emas di PON lalu,” tutur Andi.
Diketahui, keduanya merupakan saudara kembar yang kini pindah sekolah di Jogyakarta. Keikutsertaan keduanya menjadi atlet dengan jam terbang tinggi juga didukung penuh oleh Pemkab Malinau, KONI Malinau dan orang tuanya. Kini, keduanya masih duduk dibangku kelas 9 SMP.
“Kita dari Perpani Kaltara update terus proses latihannya. Kita komunikasikan secara jarak jauh. Kita dukung baik peralatan atau apa pun yang bisa kami support. Meski kendalanya ya anggaran terbatas, apalagi pengajuannya tidak sedikit untuk TC,” bebernya.
Meski keduanya akan bertanding di nomor yang berbeda, Andi optimis Dzakiya dan Dzakira mampu melewatinya. Pada PON XXI lalu, mereka bertanding di nomor beregu putri divisi nasional standar bow 40 meter. Sementara, pada seleksi Asian Youth 2025, mereka akan bertanding di divisi recurve jarak 70 meter.
“Perbedaanya tidak terlalu signifikan, busurnya (panah) sama. Cuma bahannya yang berbeda, yang sekarang dia pakai bahannya karbon. Kalau yang PON kayu. Tapi kalau kita lihat potensi tubuhnya, mereka tinggi, tarikan tangan untuk busurnya juga. Itu jadi modal utama lah untuk mereka,” tegasnya. (kn-2)