TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara memastikan akan bersinergi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten atau kota, untuk mendukung program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kaltara.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara Hasiando Ginsar Manik mengatakan, saat ini masih menunggu kebijakan Pemerintah Pusat terkait peran dan sinergi yang akan dilakukan pihaknya.
“Ini kebijakan Pemerintah Pusat. Detailnya seperti apa dan kemudian kalau pun sekarang misalkan ada percobaan. Tentu percobaan itu kan harapannya akan menjadi lebih aktif,” katanya.
Pihaknya memastikan semua program Pemerintah Pusat yang akan diterapkan di daerah akan didukung sepenuhnya, terutama program MBG. Adapun koordinasi yang memungkinkan akan dilakukan pihaknya dengan pemerintah daerah yaitu terkait kebutuhan pangan yang diperlukan untuk mensukseskan MBG.
“Jadi ini koordinasi atau forumnya tetap di Tim Pengendali Inflasi Darerah (TPID),” tuturnya.
Terkait dengan mensukseskan program MBG, pihaknya akan mendorong agar produksi lokal komoditas pangan di Kaltara bisa ditingkatkan. Selain produksi lokal yang harus ditingkatkan namun untuk kualitas produksi lokal komoditas pangan juga harus ditingkatkan.
Ditegaskan Hasiando, untuk mensukseskan program MBG di Kaltara. Harus ada sinergi dengan pemerintah pusat, kabupaten, dan kota. Apalagi program MBG ini diharapkan bisa berdampak dengan peningkatan perekonomian lokal. Salah satunya bisa dilakukan yaitu kebutuhan pangan MBG yang paling mendominasi mensuplai produksi lokal.
“Jadi untuk saat ini kita memantau atau menganalisa kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat,” ucapnya.
Ia mengakui, ada beberapa komoditas di Kaltara yang didatangkan dari daerah lain di Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur hingga Jawa Timur. Hal ini menjadi tantangan TPID untuk meningkatkan produksi pertanian dan diharap terbentuk ketahanan pangan mandiri.
Tentu pengaruh iklim ke pertanian ini harus diminimalisir. Jadi sistem pertanian harus tertutup dan modern. Sehingga cuaca tidak berpengaruh pada kegiatan produksi. “Kami bersama TPID berusaha sistem pertanian itu yang kami dorong bertahap. Langkah cepatnya kita kerja sama dengan daerah lain, untuk memenuhi kebutuhan,” tegasnya. (kn-2)