TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) berupaya meningkatkan ketahanan pangan melalui program cetak sawah. Meski program cetak sawah fisik belum bisa dimulai tahun ini.
Namun, Pemprov Kaltara memastikan program ini tetap berjalan dengan fokus pada tahap perencanaan. Kabid Sarana dan Prasarana, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara Ramadhani mengatakan tahun ini berdasarkan data yang ada di Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan survei investigasi desain (SID) untuk program cetak sawah di Kaltara.
“Tahun ini baru akan dilakukan survei investigasi desain. Kaltara akan mendapatkan alokasi untuk SID sebanyak 15.000 hektare,” ungkapnya, Senin (17/2) lalu.
Diharapkan, kegiatan fisik cetak sawah baru bisa dilaksanakan pada tahun 2026. Kota Tarakan menjadi salah satu daerah yang diprioritaskan dalam program ini. Usulan cetak sawah seluas 150 hektare di Tarakan telah disetujui.
“Di Tarakan, kita sebenarnya punya dua opsi. Karena tidak ada cetak sawah tahun ini, kita usahakan masuk di optimasi lahan seluas kurang lebih 150 hektare,” jelasnya.
Jika tidak memungkinkan, program cetak sawah tetap akan diupayakan di Tarakan. Untuk kabupaten lain seperti Bulungan, penentuan lokasi cetak sawah masih bersifat global. Setelah SID dilakukan, dilanjutkan verifikasi lapangan dengan mempertimbangkan tata ruang Provinsi Kaltara dan Kabupaten/Kota.
“Setelah kawasan pertanian didapat, akan dilihat kembali. Di dalam kawasan pertanian itu layak apa tidak dilakukan cetak sawah,” ujarnya.
Kondisi lapangan seperti jenis dan struktur tanah, serta kontur lahan juga akan menjadi pertimbangan. Pemprov Kaltara akan bekerjasama dengan pihak ketiga seperti konsultan dan perguruan tinggi yang memiliki tim ahli di bidang pertanian.
Secara umum, wilayah Bulungan dan Nunukan memiliki potensi paling besar untuk program cetak sawah. “Kalau untuk wilayah, yang paling banyak dan paling besar ya di Bulungan. Nomor dua di Nunukan dan ketiga di Kabupaten Malinau,” sebutnya.
Sementara itu, wilayah Tana Tidung (KTT) dan Tarakan memiliki lahan terbatas. Karena sebagian besar merupakan kawasan HGU perusahaan. Meskipun belum dapat memperkirakan angka pasti, Pemprov Kaltara berharap program cetak sawah ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan. (kn-2)