TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara tetap melanjutkan Program Layanan Dokter Terbang Kalimantan Utara (Pro Lentera KU), meski harus melakukan efisiensi anggaran.
Program ini ditujukan untuk memberikan layanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman mengatakan, meskipun anggaran untuk program Dokter Terbang mengalami pemotongan. Layanan ini akan tetap diprioritaskan untuk daerah-daerah yang sangat membutuhkan.
“Nanti kita prioritaskan beberapa tempat,” jelasnya, Selasa (18/2).
Usman mengonfirmasi, anggaran untuk program Dokter Terbang tidak termasuk dalam belanja daerah. Melainkan terkait perjalanan dan pelayanan. Artinya tetap ada dampak, dan anggaran untuk program ini akan dipotong 50 persen.
“Untuk anggaran awal program ini sekitar Rp 1,5 miliar. Namun dengan efisiensi, kemungkinan akan berkurang sekitar Rp 500 juta,” tuturnya.
Meskipun ada pengurangan anggaran, Usman menegaskan, layanan dokter terbang tidak akan dihentikan sepenuhnya. Sebagian wilayah yang masih dianggap bisa dijangkau dengan jalur darat akan dipending sementara.
Namun, untuk daerah yang benar-benar sulit dijangkau dan daerah terpencil lainnya, layanan ini akan tetap dilaksanakan. “Kami akan melakukan evaluasi terhadap lokasi-lokasi yang akan dilayani. Kami akan melihat kembali daerah mana yang perlu diutamakan berdasarkan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Program Pro Lentera KU telah menjadi solusi dalam meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat di DTPK. Dengan adanya penyesuaian ini, diharapkan kualitas layanan kesehatan tetap terjaga dan masyarakat di DTPK dapat terus mendapatkan perhatian yang layak.
“Kami berupaya memberikan layanan kesehatan yang optimal meskipun dalam kondisi efisiensi anggaran,” pungkasnya. (kn-2)