TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) telah menjadi salah satu tujuan utama program transmigrasi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bulungan.
Sejak dimulainya program ini pada tahun 1978, Kaltara telah menampung ribuan kepala keluarga (KK) yang mencari kehidupan lebih baik di daerah baru. Kepala Bidang Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltara Denny Prayudi mengungkapkan, saat ini masih terdapat daya tampung untuk 57 KK di kawasan Satuan Pemukiman (SP) 10, Tanjung Buka.
Skema pengisian kuota transmigran yang tersedia akan ditentukan dalam waktu dekat. “Kami masih mencari pola terbaik untuk memastikan kesejahteraan masyarakat transmigrasi di Kaltara,” terangnya, Minggu (23/2).
Proses transmigrasi di Kaltara ini melibatkan berbagai skema, termasuk transmigrasi penuh dari penduduk luar daerah yang kini menetap di Desa Gunung Putih dan Tanjung Palas. Program transmigrasi tidak hanya sekadar memindahkan penduduk dari daerah padat ke wilayah baru. Tetapi juga berfungsi sebagai upaya untuk pemerataan pembangunan dan pengembangan sumber daya alam.
“Ada dua kategori transmigran yang terlibat. Pertama Transmigran Penduduk Asal (TPA) yang berasal dari luar daerah. Kemudian kedua, Transmigran Penduduk Setempat (TPS) dari Kaltara sendiri. Dalam beberapa tahun terakhir, minat terhadap program transmigrasi tetap tinggi,” jelasnya.
Denny mencatat, meskipun ada kendala selama pandemi Covid-19, yang menghambat mobilisasi. Program ini kini kembali berjalan dengan semangat baru.
“Kami berharap dapat segera mengisi kuota yang ada dengan calon transmigran yang siap, untuk berkontribusi pada pembangunan daerah,” katanya.
Kabupaten Bulungan telah menunjukkan keberhasilan dalam program transmigrasi. Sebanyak 9.149 KK atau sekitar 35.144 jiwa transmigran ditempatkan di 32 unit permukiman di lima kecamatan.
Dari jumlah tersebut, 13 lokasi telah berkembang menjadi desa definitive. Menunjukkan dampak positif dari program ini terhadap pembangunan lokal. (kn-2)