TANJUNG SELOR – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kaltara Bertius menegaskan arah pembangunan Kaltara ke depan akan difokuskan pada tiga pilar utama, kemajuan, kemakmuran, dan keberlanjutan.
Ketiga prinsip ini akan menjadi fondasi dalam menyusun strategi pembangunan daerah hingga tahun 2030. Indikator utama dari kemajuan suatu daerah adalah daya saing. Menurutnya, suatu wilayah baru dapat dikatakan maju jika mampu bersaing secara regional maupun nasional.
“Daya saing itu tidak bisa dilepaskan dari kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), kondisi ekonomi yang stabil, infrastruktur yang memadai, serta stabilitas wilayah yang terjaga. Kalau itu semua terpenuhi, barulah kita bisa menyebut daerah kita maju,” tegas Bertius, Senin (12/5).
Untuk mencapai daya saing tersebut, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu elemen kunci. Bertius mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk melihat secara komprehensif kondisi infrastruktur di berbagai wilayah. Ia mencontohkan pentingnya pemetaan infrastruktur yang masih kurang, baik di tingkat provinsi, kabupaten, maupun lingkungan sekitar.
“Apakah jalan provinsi sudah bagus tapi jalan kabupaten masih kurang. Atau mungkin jalan dan jembatan sudah baik, tetapi lingkungannya masih belum tertata. Di situlah kita harus intervensi. Semua masuk dalam rencana strategis perangkat daerah dalam bentuk program dan kegiatan konkret,” jelasnya.
Salah satu isu strategis yang menjadi sorotan Bappeda Litbang yakni hilirisasi. Strategi pengembangan industri yang berbasis pada penguatan aksesibilitas dan rantai pasok. Bertius menyebutkan bahwa untuk mewujudkan indirisasi, perlu adanya perencanaan lintas sektor.
“Aksesibilitas menjadi kunci. Jalan produksi harus tersedia, industri harus hadir, dan bahan bakunya harus terjamin. Ini semua harus kita rancang dan terintegrasi dalam kebijakan pembangunan,” ujarnya.
Untuk menyelesaikan isu-isu pembangunan seperti hilirisasi, Pemprov Kaltara mengusung pendekatan lintas sektor. Artinya, setiap isu tidak ditangani secara sektoral semata, melainkan melalui sinergi antar perangkat daerah. Dalam konteks ini, berbagai instansi seperti dinas pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, hingga perdagangan turut dilibatkan secara terintegrasi.
“Misalnya, untuk mendukung pengembangan industri, kita butuh pendidikan mencetak tenaga kerja siap pakai. Kesehatan untuk memastikan kualitas hidup, serta infrastruktur yang menunjang logistik dan mobilitas. Bahkan kita dorong untuk menjawab tantangan pemasaran dan distribusi,” ungkapnya.
Semua upaya ini akan diarahkan dalam kerangka pembangunan jangka menengah dan panjang, dengan garis waktu yang telah ditetapkan hingga 2030. Dengan arah kebijakan yang jelas dan terukur, Pemprov Kaltara berharap dapat membangun daerah yang tidak hanya maju secara ekonomi. Tetapi juga makmur secara sosial dan lestari dari sisi lingkungan. (kn-2)